Rabu, 21 Desember 2011
AOI (Aliansi Organis Indonesia) Dorong Pemerintah Untuk Akui PGS
Aliansi Organis Indonesia (AOI) kini tengah berjuang membantu petani kecil untuk mendapatkan sertifikasi dengan harga terjangkau. Melalui program Penjaminan Partisipatif atau yang lebih dikenal dengan nama PAMOR, AOI giat mensosialisasikan program ini baik melalui edukasi ke konsumen maupun ke pihak pemerintah (departemen pertanian).
Kasus ditolaknya produk organik dari Kelompok Tani Brenjonk di Jawa Timur oleh sebuah super market di kota Surabaya karena belum memiliki sertifikat organik pihak ketiga menjadi salah satu pemicunya. Padahal disatu sisi, kelompok ini telah memperoleh sertifikat organik PAMOR Indonesia (Sistem Penjaminan Partisipatif) yang mempunyai kredibilitas yang sama dengan sertifikasi pihak ketiga.
Kasus ini hanya merupakan satu kasus dari sekian banyak kasus dimana begitu sulitnya produk organik petani kecil memasuki pasar, terutama pasar-pasar utama/mainstream. Kendalanya adalah masih lemahnya pemahaman pemerintah, pelaku pasar, konsumen dan publik mengenai substansi sistem penjaminan atau sertifikasi didalam pertanian organik.
“AOI kini tengah mendorong pemerintah agar mengakui sistem PGS (Participatory Guarantee System/Penjaminan Partisipatif) kita,” kata Rasdi Wangsa, Direktur Eksekutif AOI di seminar Potensi, Peluang dan Tantangan dalam Penerapan Sistem Penjaminan Partisipatif Produk Pertanian Organik Petani Kecil di Indonesia yang diselenggarakan oleh AOI di Jakarta, 8 Oktober 2011.
Rasdi mengatakan bahwa pendekatan regional adalah salah satu cara yang dilakukan oleh AOI untuk mensiasati biaya sertifikasi yang tidak terjangkau oleh petani kecil. Karenanya dalam system yang dibangun AOI, ada PAMOR wilayah (7 PAMOR wilayah –red) yang akan mensertifikasi di regional-regional tersebut agar jarak antara petani dan lembaga sertifikasi dekat. Saat ini di Indonesia ada sekitar 60.000 petani yang sudah mengakses PGS.
Sementara itu Agus Kardinan, peneliti yang juga penggiat organic juga turut berbagi pengalaman ketika mengikuti IFOAM General Assembly di Korea baru-baru ini. Beliau mengatakan bahwa masalah klasik PGS dunia adalah tidak diakui oleh pemerintah. Menurutnya, beberapa masalah klasik PGS dunia adalah: belum adanya pengakuan dari pemerintah, pemerintah telah mengakui system sertifikasi pihak ketiga, terdapat logo nasional, bukan lagi voluntary tapi sudah mandatory, dan tidak boleh mengklaim organic atau sejenisnya.
“Nah, bagaimana caranya agar diakui? Memang tugas pemerintah untuk memfasilitasi melalui LSO (Lembaga Serfifikasi Organik-red), namun, petani kecil juga harus difasilitasi,” katanya.
Karenanya beliau sangat mendukung dengan adanya PAMOR yang bergerak secara bottom up. Dan berharap agar PGS di Indonesia sama seperti di Amrika dan Brazil dimana PGS berkembang sangat pesat dan mampu mencukupi kebutuhan pasar lokal. (SNY)
sumber: http://pamor-indonesia.org/pamor/pamor.php
Selengkapnya...
Label:
aliansi organis indonesia,
beras,
petani; beras merah organik,
tanaman organik; online shop; belanja online; online; belanja; toko online; toko beras,
toko online
Kamis, 13 Oktober 2011
Konsumsi Beras Merah dapat Turunkan Berat Badan
Mengganti nasi putih dengan nasi merah bagus untuk mendapatkan berat tubuh ideal. Jenis biji-bijian itu dipercaya dapat menurunkan berat badan.
Beras merah memiliki kadar glikemik rendah. Seperti dilansir dari Weight Loss Foods List, menurut sebuah studi tahun 2006, makanan dengan kadar glikemik rendah merupakan makanan yang paling efektif untuk menurunkan berat badan karena lemak lebih cepat menyusut.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition mengatakan sangat penting makan nasi merah ketimbang nasi putih. Studi yang dilakukan Harvard Medical School meneliti efek beras merah pada tubuh.
Dalam penelitian tersebut melibatkan 74.000 perawat wanita berusia 38 - 63 tahun yang diteliti selama 12 tahun. Hasilnya wanita yang mengonsumsi beras merah berat badan mereka berkurang.
Selain baik untuk menurunkan berat badan, beras merah dapat diandalkan sebagai penghilang racun. Seperti dilansir dari Just Cleansing, beras merah dapat membersihkan usus besar. Usus besar bertindak seperti vacuum cleaner yang dapat menyedot racun jahat, seperti polusi, bahan kimia, pestisida dan logam.
Untuk membersihkan usus besar dari kotoran tersebut dapat mengandalkan beras merah yang telah dimasak menjadi nasi agar lebih mudah dicerna. Sebelum dimasak, rendam beras selama 20 menit agar lapisan teratas beras lebih halus dan cepat lunak.
Tidak ada porsi khusus dalam makan nasi merah, tapi cobalah makan hanya sampai Anda merasa 80% kenyang. Mengunyah nasi secara perlahan akan membantu dan memungkinkan tubuh Anda untuk 'memberitahu' bahwa Anda sudah cukup kenyang.
Jadi tunggu apa lagi? ayo beralih konsumsi beras merah!
Selengkapnya...
Beras merah memiliki kadar glikemik rendah. Seperti dilansir dari Weight Loss Foods List, menurut sebuah studi tahun 2006, makanan dengan kadar glikemik rendah merupakan makanan yang paling efektif untuk menurunkan berat badan karena lemak lebih cepat menyusut.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition mengatakan sangat penting makan nasi merah ketimbang nasi putih. Studi yang dilakukan Harvard Medical School meneliti efek beras merah pada tubuh.
Dalam penelitian tersebut melibatkan 74.000 perawat wanita berusia 38 - 63 tahun yang diteliti selama 12 tahun. Hasilnya wanita yang mengonsumsi beras merah berat badan mereka berkurang.
Selain baik untuk menurunkan berat badan, beras merah dapat diandalkan sebagai penghilang racun. Seperti dilansir dari Just Cleansing, beras merah dapat membersihkan usus besar. Usus besar bertindak seperti vacuum cleaner yang dapat menyedot racun jahat, seperti polusi, bahan kimia, pestisida dan logam.
Untuk membersihkan usus besar dari kotoran tersebut dapat mengandalkan beras merah yang telah dimasak menjadi nasi agar lebih mudah dicerna. Sebelum dimasak, rendam beras selama 20 menit agar lapisan teratas beras lebih halus dan cepat lunak.
Tidak ada porsi khusus dalam makan nasi merah, tapi cobalah makan hanya sampai Anda merasa 80% kenyang. Mengunyah nasi secara perlahan akan membantu dan memungkinkan tubuh Anda untuk 'memberitahu' bahwa Anda sudah cukup kenyang.
Jadi tunggu apa lagi? ayo beralih konsumsi beras merah!
Selengkapnya...
Rabu, 03 Agustus 2011
Beras Merah Lebih Menyehatkan? Bener gak ya?
JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini, sebagian besar masyarakat lebih memilih untuk mengonsumsi beras putih dibanding beras merah. Padahal, ada banyak kelebihan dan manfaat yang terkandung dalam sebutir beras merah.
Menurut dr. Samuel Oetoro MS, SpGK, pakar gizi klinis dari MRCCC Siloam, beras merah mempunyai kandungan vitamin B1, B6, dan B12 yang tinggi. Sebagaimana diketahui, vitamin B merupakan kunci untuk pembentukan energi bagi tubuh manusia.
"Pembentukan energi di sel, difasilitasi oleh kecukupan vitamin B. Salah satunya ada di beras merah," katanya, dalam acara Diskusi Sehat Bersahabat dengan Glukosa, Selasa, (14/6/2011) di Jakarta.
Selain itu, kata Samuel, beras merah mempunyai kandungan serat lebih tinggi dibandingkan beras putih. Manfaat dari serat tersebut di antaranya untuk mengganggu penyerapan gula dalam karbohidrat, serta mengganggu penyerapan lemak yang masuk bersama makanan sehingga akan lebih menyehatkan.
"Jadi memang keliatannya kasat mata kurang menarik. Tapi dia sehat karena seratnya tinggi. Sebaiknya, kalau makan jangan pilih beras putih, pulen, atau nasi ketan, yang kelihatannya putih kinclong, itu tidak sehat karena bisa membuat kadar gula darah anda naik," jelasnya.
Dalam beberapa literatur dikatakan, unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr bahan) dan selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik.
Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya. Karena kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan beras merah mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
Selengkapnya...
Menurut dr. Samuel Oetoro MS, SpGK, pakar gizi klinis dari MRCCC Siloam, beras merah mempunyai kandungan vitamin B1, B6, dan B12 yang tinggi. Sebagaimana diketahui, vitamin B merupakan kunci untuk pembentukan energi bagi tubuh manusia.
"Pembentukan energi di sel, difasilitasi oleh kecukupan vitamin B. Salah satunya ada di beras merah," katanya, dalam acara Diskusi Sehat Bersahabat dengan Glukosa, Selasa, (14/6/2011) di Jakarta.
Selain itu, kata Samuel, beras merah mempunyai kandungan serat lebih tinggi dibandingkan beras putih. Manfaat dari serat tersebut di antaranya untuk mengganggu penyerapan gula dalam karbohidrat, serta mengganggu penyerapan lemak yang masuk bersama makanan sehingga akan lebih menyehatkan.
"Jadi memang keliatannya kasat mata kurang menarik. Tapi dia sehat karena seratnya tinggi. Sebaiknya, kalau makan jangan pilih beras putih, pulen, atau nasi ketan, yang kelihatannya putih kinclong, itu tidak sehat karena bisa membuat kadar gula darah anda naik," jelasnya.
Dalam beberapa literatur dikatakan, unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr bahan) dan selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik.
Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya. Karena kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan beras merah mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
Selengkapnya...
Label:
air tajin beras organik,
beras merah organik,
beras organik,
jual beras organik,
manfaat beras merah
Kamis, 14 Juli 2011
Belanja Online Lebih Menguntungkan Lho, gak percaya coba dulu deh!
Membeli barang via toko online sekarang sudah makin menjadi bagian dari gaya hidup. Meskipun berbelanja ke toko biasa, entah itu di mal atau di pasar tradisional, seringkali menjadi sarana untuk berekreasi, tapi toko online juga menyediakan pengalaman belanja yang unik. Karakter dari toko online tersebut juga sangat bermanfaat dan lebih menguntungkan daripada berbelanja dengan cara biasa. Enggak percaya? Simak beberapa buktinya di sini.
1. Menghemat waktu dan biaya. Menghemat biaya dalam arti mengurangi ongkos naik taksi, ongkos bensin, atau ongkos parkir, ketika Anda berangkat ke mal. Juga mengurangi biaya jajan, karena saat ke mal Anda tentu juga tergoda untuk berhenti untuk ngopi-ngopi. Menghemat waktu karena Anda tak perlu berkeliling dari toko yang satu ke toko yang lain untuk membandingkan harga dan modelnya. Dengan berbelanja online, Anda tinggal memainkan mouse untuk berpindah toko. Bahkan, Anda bisa melakukannya sambil tiduran.
2. Toko online selalu memperbaiki diri. Sebab, mereka dapat menerima masukan langsung dari pembelinya. Apa yang kurang dapat diperbaiki, dan apa yang menjadi kelebihan dapat terus ditingkatkan. Tidak demikian dengan toko biasa. Anda tak bisa komplain ke pemilik toko karena pemiliknya biasanya tak ada di tempat. Jika antrian di kasir terlalu panjang, Anda menyerah. Toko yang normal juga tak akan tahu siapa saja yang memasuki tokonya, dan mengapa Anda membatalkan belanja Anda di tokonya. Melalui web analytic, online store bisa mengetahui kebiasaan pelanggannya, dan mengoptimalkan layanannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
3. Toko biasa tak menyediakan layanan search box. Alangkah enaknya bila kita bisa masuk ke toko dan memasukkan informasi ke komputer untuk melihat apakah benda yang Anda cari masih tersedia. Sudah repot bertanya pada petugas penjual, ternyata product knowledge-nya parah dan cenderung ngawur. Kesal, kan? Hal ini tidak terjadi dalam layanan toko online. Setiap barang biasanya juga dibedakan dalam kategori masing-masing sehingga memudahkan pencarian. Mereka juga akan selalu merespons komentar Anda di message boards atau e-mail.
4. Di toko biasa, para pembeli tidak saling berinteraksi. Dengan demikian, mereka tak terbiasa saling memberikan informasi mengenai barang yang dibeli. Di toko online, Anda bisa membaca testimoni dari para pelanggan yang merasa puas dengan barang atau layanan yang diberikan. Anda juga mengetahui apa saja kekurangan toko ini dari pelanggan tersebut. Toko tentu tak akan membiarkan komentar negatif ini memengaruhi keinginan calon pembeli lain untuk berbelanja, bukan? Karena itu, mereka selalu berusaha memperbaiki layanan.
5. Toko biasa tak menyediakan rekomendasi. Kalaupun staf penjualnya memberi rekomendasi, seringkali tak sesuai keinginan atau selera Anda. Toko online seperti Amazon, misalnya, juga memberikan rekomendasi mengenai barang-barang lain yang mungkin ada kaitannya dengan barang yang Anda cari. Jadi seandainya barang yang Anda cari tak tersedia, Anda bisa mendapatkan alternatif lain.
6. Tak perlu menerima gangguan lain. Di toko biasa, kadang Anda harus berdesakan, berebut barang dengan orang lain, atau mendengar anak yang merengek. Belum lagi mendengarkan musik yang berdentum-dentum memekakkan telinga, mendengar staf penjual yang sibuk bercanda sendiri dengan staf toko sebelah (karena tokonya sepi pengunjung), atau merasakan pendingin udara yang terlalu dingin. Di toko online, hal ini jelas tak Anda temui.
Selengkapnya...
Selasa, 07 Juni 2011
25 Tips Asyik Menjaga Lingkungan
Kepengen jadi penggiat/aktivis lingkungan namun tak tahu dari mana memulainya? Jangan khawatir brader and sister,
Berikut adalah 25 tips mudah dan menyenangkan untuk menjadi pribadi berwawasan lingkungan, yang bisa brader and sister terapkan setiap hari.
Semuanya dirancang untuk meningkatkan kesadaran diri menjaga lingkungan dan membuat hidup brader and sister nyaman. Tantang diri brader/sister untuk bisa melakukan semuanya dalam satu hari.
1. Hindari pemakaian kertas sepanjang hari.
2. Tonton video tentang daur ulang, jadikan inspirasi dan terapkan di lingkungan Anda.
3. Matikan layar komputer jika Anda ke luar kantor. Jangan lupa mematikan PC pada sore hari saat Anda akan pulang
4. Bermain game lingkungan di Internet
5. Lihat ke sekeliling rumah atau kantor Anda. Matikan atau cabut peralatan elektronik yang jarang dipakai
6. Daftarkan email Anda ke situs ramah lingkungan untuk mendapatkan kabar terbaru
7. Memromosikan gerakan ramah lingkungan di kantor dan ajak rekan-rekan Anda bergabung
8. Belajar cara mendaur ulang sampah
9. Mencari tips hijau di internet
10. Bagi ibu yang mempunyai bayi, gunakan popok kain sebagai ganti popok sekali pakai
11. Makan makanan organik dan beli buah dan sayur Anda dari petani lokal. Jangan lupa manfaatkan sayuran sisa untuk pupuk kompos
12. Beli peralatan kantor yang ramah lingkungan
13. Gunakan piranti lunak atau fasilitas penyaringan email untuk menghindari email-email sampah (junk mail)
14. Ganti produk-produk pembersih Anda dengan produk pembersih alami dan ramah lingkungan
15. Beralih sepenuhnya ke tisu daur ulang
16. Menghindari pemakaian alat dapur sekali pakai
17. Membawa tas sendiri saat berbelanja dan hindari pemakaian tas plastik
18. Berolah raga di luar ruang sebagai ganti olah raga dengan treadmill dan pastikan Anda menggunakan alat-alat olah raga yang ramah lingkungan
19. Memakai produk-produk perawatan tubuh organik
20. Mencek gosip-gosip dan aktifitas celebritis ramah lingkungan terkini di Internet
21. Menggelar pesta bertema lingkungan
22. Cek lemari Anda dan terapkan prinsip 3 R: mengurangi (reduce) pakaian yang sudah tak terpakai, menggunakan kembali (reuse) dan mendaur ulang (recycle) pakaian tersebut dengan menyumbangkannya ke mereka yang membutuhkan
23. Kini semakin banyak perusahaan besar yang menjalankan praktik-praktik hijau. Anda bisa menjadikan tren ini sebagai inspirasi
24. Berjalan kaki, bersepeda, saling memberikan tumpangan (carpool) atau naik angkutan umum adalah praktik hijau yang patut dijadikan contoh
25. Ajak 5 teman Anda untuk menerapkan program ramah lingkungan hari ini juga.
Nah gimana oke kan, trus brader and sister punya ide-ide lain ga? Silahkan tambahkan ke dalam daftar ya
Selengkapnya...
Label:
go green,
green healthy,
organik
Senin, 11 April 2011
Padi Organik Lebih Tahan Hama ...Ternyata oh ternyata
BOYOLALI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terus mengembangkan jenis padi organik, karena selain berasnya berkualitas, juga lebih tahan hama wereng batang coklat.
"Pengembangan produk pertanian padi organik menjadi perhatian Pemkab Boyolali, saat ini, dikembangkan di dua desa, yakni Catur, Kecamatan Sambi dan Dlingo, Mojosongo," kata penggiat pertanian Aris Purwanto, Senin (21/3/2011).
Selain pangsa pasar yang semakin terbuka, varietas organik ternyata lebih tahan penyakit seperti wereng batang coklat, dan rasanya lebih pulen dan tidak mudah basi.
Pengembangan produk pertanian organik yang baru dikembangkan dua desa di Boyolali tersebut terus akan diperluas. Produksi beras organik di Boyolali, saat ini, mencapai 80 hektare, dan rata rata sekitar 6,5 ton gabah kering panen (GKP) per hektar.
Pemasaran beras organik baru melayani kebutuhan lokal di seluruh Jawa, sedangkan pasar ekspor masih menunggu sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Menurut dia, kelebihan lain beras organik, harganya sangat kompetitif dibanding dengan beras sejenis non organik, dan dapat mencapai selisih Rp 500 per kilogram.
"Sehingga, beras organik akan menguntungkan bagi petani, dan juga meringankan beban biaya produksi khususnya pestisida," katanya.
Menurut Anggota DPRD Boyolali Tugiman B, Semita, beras organik di daerah Boyolali sudah berkembang sejak 2007. Tetapi, pemasarannya belum menembus kelas ekspor, melainkan masih lokal.
Hal tersebut, menjadi tantangan bagi pemkab untuk dapat nembus ke luar negeri sebagai komoditas pangan higienis.
Menurut dia, pemeliharaan padi organik ini masih sebatas manual, yakni belum memanfaatkan mesin untuk mengolah pupuk organik.
Oleh karena itu, pihaknya berharap pemkab dapat memberikan fasilitas kepada petani mengembangkan pupuk organik. Sehingga, petani ke depan dapat memproduksi pupuk ramah lingkungan tersebut skala besar.
Bupati Boyolali Seno Samodro menyambut positif rencana pengembangan padi organik di Boyolali. Dukungan itu, ditunjukkan dengan perluasan lahan pertanian organik di dua desa tersebut.
Bupati mengakui merubah paradigma petani untuk menanam padi organik bukan hal yang mudah, tetapi pemkab akan gencar melakukan sosialisasi.
sumber:
http://health.kompas.com/read/2011/03/21/21324649/Ternyata.Padi.Organik.Lebih.Tahan.Hama.
Selengkapnya...
"Pengembangan produk pertanian padi organik menjadi perhatian Pemkab Boyolali, saat ini, dikembangkan di dua desa, yakni Catur, Kecamatan Sambi dan Dlingo, Mojosongo," kata penggiat pertanian Aris Purwanto, Senin (21/3/2011).
Selain pangsa pasar yang semakin terbuka, varietas organik ternyata lebih tahan penyakit seperti wereng batang coklat, dan rasanya lebih pulen dan tidak mudah basi.
Pengembangan produk pertanian organik yang baru dikembangkan dua desa di Boyolali tersebut terus akan diperluas. Produksi beras organik di Boyolali, saat ini, mencapai 80 hektare, dan rata rata sekitar 6,5 ton gabah kering panen (GKP) per hektar.
Pemasaran beras organik baru melayani kebutuhan lokal di seluruh Jawa, sedangkan pasar ekspor masih menunggu sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Menurut dia, kelebihan lain beras organik, harganya sangat kompetitif dibanding dengan beras sejenis non organik, dan dapat mencapai selisih Rp 500 per kilogram.
"Sehingga, beras organik akan menguntungkan bagi petani, dan juga meringankan beban biaya produksi khususnya pestisida," katanya.
Menurut Anggota DPRD Boyolali Tugiman B, Semita, beras organik di daerah Boyolali sudah berkembang sejak 2007. Tetapi, pemasarannya belum menembus kelas ekspor, melainkan masih lokal.
Hal tersebut, menjadi tantangan bagi pemkab untuk dapat nembus ke luar negeri sebagai komoditas pangan higienis.
Menurut dia, pemeliharaan padi organik ini masih sebatas manual, yakni belum memanfaatkan mesin untuk mengolah pupuk organik.
Oleh karena itu, pihaknya berharap pemkab dapat memberikan fasilitas kepada petani mengembangkan pupuk organik. Sehingga, petani ke depan dapat memproduksi pupuk ramah lingkungan tersebut skala besar.
Bupati Boyolali Seno Samodro menyambut positif rencana pengembangan padi organik di Boyolali. Dukungan itu, ditunjukkan dengan perluasan lahan pertanian organik di dua desa tersebut.
Bupati mengakui merubah paradigma petani untuk menanam padi organik bukan hal yang mudah, tetapi pemkab akan gencar melakukan sosialisasi.
sumber:
http://health.kompas.com/read/2011/03/21/21324649/Ternyata.Padi.Organik.Lebih.Tahan.Hama.
Selengkapnya...
Label:
air tajin beras organik,
organik,
padi organik
Kamis, 10 Maret 2011
Air Tajin Beras Organik untuk 'Anak Kebutuhan/Perhatian Khusus'
Bahan pakan organic sangat membantu bagi anak autis. Tradisi mengajarkan, air tajin membantu memperbaiki pencernaan mereka.
Autisme berasal dari bahasa Yunani yaitu autos yang berarti sendiri. Pengidap autisme cenderung asyik dengan diri sendiri.
Gangguan perkembangan itu kerap terjadi pada anak-anak. Umumnya gejala autisme terdeteksi ketika anak berusia 2 tahun. Namun, jika orang tua cermat, sebelum anak berusia 2 tahun, gejala autisme dapat dideteksi. Bayi 10 minggu yang tidak pernah tersenyum dapat dijadikan penanda gejala autisme.
Acapkali, anak autis alergi susu formula yang mengandung zat kasein dan tidak dapat dicerna. Hal ini kerap membuat anak diare berkepanjangan. Selain itu, anak autis juga harus menghindari konsumsi makanan berbahan tepung terigu yang mengandung gluten. Acapkali tubuhnya tak dapat memproduksi enzim pencerna gluten.
Semua produk berbahan susu sapi dan tepung terigu dihindari. Pun zat pewarna dan penyedap masakan seperti monosodium glutamat (MSG). Anak autisme umumnya mengalami kelainan pencernaan. Populasi cendawan dan bakteri merugikan berlebih sehingga menimbulkan lubang pada usus. Akibatnya, asam amino yang berasal dari protein tidak bisa dipecah menjadi asam amino rantai panjang.
Asam amino rantai pendek itu pun tidak terbuang melalui feses melainkan masuk dalam peredaran darah. Ketika masuk ke otak, asam amino itu diubah menjadi bentuk yang memiliki efek sejenis opium. Protein yang berasal dari tepung gluten menjadi glidein, sedangkan dari susu kasein menjadi kasonofin. Imbasnya, anak sering mengalami stimulasi, menyukai kesendirian seakan berkhayal.
Anak yang autis berat, feses dan darahnya acapkali menunjukkan kandungan logam berat cukup tinggi. Hal inilah yang memicu autisme. Alhasil, ada baiknya para orang tua yang anaknya menderita autis beralih pada sayuran organik. Karena keracunan logam berat berarti harus makan makanan yang bebas zat kimia dan pestisida.
Tak jarang, ibu-ibu modern yang masih suka menerapkan tradisi juga memberi air tajin beras organik merah. Beragam sayuran organik seperti bayam, kangkung, wortel, dan sawi menjadi menu wajib. Buah yang disantap pun organik. Ketangguhan pola makan ini kelak akan memperoleh hasil yang baik. Paling tidak sistem pencernaan membaik. bs
Aneka Rupa
Manfaat Tajin
Banyak orang mengartikan tajin. Ada yang menyebut tajin adalah air bekas pencuci beras, ada pula air dari menanak nasi. Dalam khasanah ilmu tradisional, ada banyak manfaat dari air beras ini. Mau mencoba? Tak ada salahnya.
Pelembab Kulit
Bahan: 1 gelas air tajin, 2 sendok teh madu, 1 sendok makan kulit padi, 1 sendok makan minyak sayur.
Cara: campurkan semua bahan dan masukkan ke dalam blender. Tunggu sampai semua bahan menjadi lembut, kemudian larutkan ke dalam air mandi yang hangat. Air beras mempunyai kandungan zat gizi tinggi seperti kalsium, vitamin A, D, dan E. Sementara kulit padi berguna untuk melembutkan dan memperbaiki kulit yang kasar. Untuk hasil maksimal tambahkan madu yang merupakan antiseptik alami mengandung pelembab yang berguna untuk kesehatan dan keindahan kulit.
Gemukkan Badan
Bahan: air tajin beras merah atau air tajin ketan.
Cara: masaklah beras ketan atau beras merah secukupnya (setengah gelas cukup). Ambil air tajinnya ketika hampir masak, minumlah air tajin dari beras merah atau dari beras ketan secara rutin 3 kali dalam seminggu.
Diare
Bahan: segenggam beras merah
Cara 1: buat seperti cara menggemukkan badan. Ambil airnya dan minum sampai diare mampet
Cara 2: segenggam beras merah disangrai sampai kuning, lalu digiling halus. Seduh dengan air panas sambil diaduk merata, sampai menjadi kuah kental. Ramuan yang disebut air tajin ini lalu ditambahkan sedikit garam. Setelah dingin siap untuk diminum. Lakukan 2 - 3 kali sehari.
Haid Berlebihan
Bahan: 3 - 7 potong akar meniran kering, 1 gelas air tajin.
Cara: bahan ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih, Kemudian ditambah dengan 1 gelas air tajin dan diaduk sampai rata. Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
sumber: http://posmo.net/RUBRIK/429/herbal.html Selengkapnya...
Senin, 21 Februari 2011
Mengapa Memilih Makanan Organik?
Dulu sebelum industrialisasi pertanian, bangsa Indonesia hanya mengenal makanan organik. Saat itu para petani menggunakan pupuk alami untuk menyuburkan tanaman dan pestisida alami untuk mengusir hama. Tanaman hasil rekayasa genetika juga belum dikenal. Kini, hampir sebagian besar makanan yang kita makan dihasilkan dengan pupuk dan pestisida buatan. Beberapa buah-buahan dan sayuran hasil modifikasi genetik mungkin juga tanpa kita sadari memasuki meja makan kita.
Untunglah, dalam beberapa tahun terakhir kesadaran mengkonsumsi makanan organik mulai tumbuh di masyarakat. Meskipun belum ada statistik, pertumbuhan konsumsi produk organik di negara kita kelihatannya tidak kalah dengan negara-negara maju seperti Kanada dan Amerika Serikat yang mencapai 20% lebih.
Apa itu makanan organik?
Makanan organik adalah makanan yang dihasilkan dari pertanian organik, sebuah metode produksi berdasarkan prinsip-prinsip yang dimaksudkan untuk:
* melindungi lingkungan
* mempertahankan keanekaragaman hayati
* menghormati siklus alam
Istilah “organik” mengacu pada cara produk pertanian dibudidayakan dan diproses. Persyaratan khusus harus dipenuhi dan dipertahankan agar produk dapat diberi label “organik”.
Tanaman organik harus dipelihara di tanah yang aman, tidak dimodifikasi secara genetis dan harus selalu terpisah dari produk konvensional. Petani tidak diperbolehkan menggunakan pestisida sintetis, organisme hasil rekayasa genetika (GMO) dan pupuk buatan. Meski demikian, residu pestisida tanaman organik tidak selalu nol karena pestisida masih dapat masuk melalui angin, air atau tanah.
Ternak organik harus memiliki akses ke luar ruangan dan diberi pakan organik. Mereka tidak boleh diberi antibiotik, hormon pertumbuhan atau produk sampingan hewani.
Agar mendapatkan label organik, sebuah produk makanan olahan harus mengandung paling sedikit 95% bahan organik bersertifikat.
Manfaat mengkonsumsi makanan organik.
* Lebih bergizi. Beberapa studi menunjukkan bahwa buah dan sayuran organik (misalnya, beras, tomat, kubis, bawang dan selada organik) mengandung lebih banyak nutrisi seperti vitamin, magnesium, fosfor, zinc dan besi. Susu organik mengandung lebih banyak vitamin E.
* Lebih sehat. Makanan organik tidak dibentuk menggunakan pupuk kimia, pestisida kimia serta bahan kimia lain sehingga tidak merugikan tubuh manusia. Susu organik memiliki 50-80% lebih banyak antioksidan yang mengurangi risiko tumor.
* Lebih enak. Banyak orang merasa bahwa makanan organik lebih enak daripada makanan non-organik. Alasan utamanya karena makanan itu dihasilkan dengan sarana produksi alami. Makanan organik juga sering dijual secara lokal sehingga masih segar.
* Kelestarian Lingkungan. Menjaga lingkungan dari polusi tanah, air dan udara sehingga menciptakan dunia yang aman bagi kehidupan generasi mendatang.
* Kesejahteraan Hewan. Kesejahteraan hewan merupakan aspek penting dalam produksi susu, daging, ayam dan ikan organik. Orang merasa senang mengkonsumi produk dari hewan yang tidak terkungkung sengsara dalam sangkar.
http://majalahkesehatan.com/mengapa-memilih-makanan-organik/ Selengkapnya...
Rabu, 16 Februari 2011
Sudahkah Petani Merdeka?
KOMPAS.com — Pertanyaan mendasar ini mengemuka karena pada 17 Agustus 2010 ini, kemerdekaan Indonesia genap berumur 65 tahun. Logika sederhananya, kalau petani Indonesia jumlahnya mencapai 55 persen dari rakyat Indonesia, kemerdekaan Indonesia otomatis merupakan kemerdekaan petani. Kalau tidak, siapa sebenarnya yang menikmati kemerdekaan itu?
Pertanyaan selanjutnya, setelah merdeka, bagaimana kehidupan petani Indonesia? Apakah semakin sejahtera atau sebaliknya, semakin menderita? Benarkah petani kita semakin tidak berdaya, apa indikator kuantitatifnya dan bagaimana memerdekakan petani dalam arti yang sesungguhnya? Merdeka atau menderita?
Paling tidak ada tiga indikator penciri dasar apakah petani sudah merdeka atau semakin menderita: tingkat pendidikan, ekonomi, dan kemandirian. Menurut data statistik, 75 persen tingkat pendidikan petani Indonesia tidak tamat dan tamat SD, 24 persen lulus SMP dan SMA, serta hanya 1 persen lulus perguruan tinggi.
Konfigurasi ini menunjukkan bahwa pembebasan biaya pendidikan sampai SMP dan alokasi 20 persen APBN untuk pendidikan belum mampu memerdekakan petani dari kebodohan dan keterbelakangan.
Ruh pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan Indonesia ikut mencerdaskan bangsa dan Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran, penetrasinya dangkal di permukaan. Lalu apa makna dan manfaat kemerdekaan bagi petani kita?
Secara ekonomi, sekitar 56 persen petani kita hidup secara subsisten dengan rata-rata luas kepemilikan lahan kurang dari 0,5 hektar dan pendapatan Rp 16 juta/hektar/tahun. Harga komoditas yang sebagian diserahkan kepada mekanisme pasar (kecuali beras) menjadikan petani sulit dan terjepit.
Banyaknya petani terjerat rentenir, terperangkap pengijon, dan tidak berdaya menghadapi tengkulak saat panen raya merupakan fakta nyata petani belum merdeka, bahkan menderita. Tragisnya, petani masih harus menyubsidi orang kaya melalui penyediaan pangan murah.
Soal kemandirian, petani masih tergantung secara absolut dalam: penyediaan bibit ayam ras (DOC) yang 100 persen dikuasai perusahaan multinasional, pupuk fosfor, dan kalium hampir 100 persen diimpor. Belum lagi pestisida. Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan agar petani merdeka dan menikmati hasil kemerdekaan yang dulu diperjuangkannya? Reformasi politik anggaran, perbankan, perindustrian, dan perdagangan merupakan solusi konkretnya.
Politik anggaran
Diperlukan perubahan revolusioner politik anggaran, perbankan, perindustrian, dan perdagangan dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota untuk memerdekakan petani. Alokasi 10 persen anggaran APBN serta APBD I dan II diperlukan untuk perluasan areal baru, infrastruktur pertanian, pascapanen, pengolahan hasil, dan mekanisasi.
Industri agro yang tangguh serta perbankan dan perdagangan yang propetani merupakan komponen pendukungnya. UU Perbankan harus direformasi agar dana yang dihimpun dari masyarakat pedesaan digunakan untuk memacu sektor pertanian dan UKM, bukan sebaliknya digunakan untuk membiayai usaha konglomerasi.
Bunga murah diikuti penghapusan agunan untuk usaha pertanian dan pembiayaan mikro-UKM harus diimplementasikan. Melalui pendampingan superintensif, kredit macet (non performance loans) dapat diminimalkan.
Industri agro harus diarahkan untuk diversifikasi produk hulu-hilir, memberi nilai tambah, daya saing dari komoditas pangan utama nasional (padi, jagung, tepung-tepungan, gula, kelapa sawit, dan daging). Industri tepung berbahan baku lokal harus dipacu untuk meningkatkan nilai tambah, waktu simpan, kualitas, gengsi, dan harga jual.
Tepung modified cassava flour/mocaf terbukti mampu memperpanjang waktu simpan ubi kayu, meningkatkan nilai jual, memperbanyak produk turunan sekaligus pendapatan petani. Importasi tepung terigu harus dikenai bea masuk agar daya saing tepung lokal menguat sehingga pemborosan devisa secara signifikan dapat dieliminasi.
Liberalisasi perdagangan sektor pertanian harus dikontrol ketat agar petani tak jadi korban karena tertekan harga jual produk pertaniannya. Keberpihakan pemerintah ketika harga komoditas pertanian anjlok juga harus didukung anggaran memadai. Mekanisasi pertanian, mitigasi, dan adaptasi dampak perubahan iklim yang makin dahsyat harus menjadi fokus utama pemerintah dalam rangka memerdekakan petani.
Sinergi multisektor
Pertanian terintegrasi dengan produk karbon rendah (carbon efficient farming) yang diintegrasikan dengan sektor pariwisata merupakan teladan konkret bagaimana memerdekakan petani. Melalui integrasi kelapa sawit dan sapi dengan produk utama: kelapa sawit, daging, pakan ternak, pupuk, dan biogas. Integrasi padi sawah, ikan, dan sapi harus dikembangkan sehingga petani dapat menghasilkan beras, ikan, daging, pupuk, dan biogas.
Diversifikasi ini akan meningkatkan ketahanan pangan, ekonomi, dan politik petani menghadapi berbagai guncangan ekonomi dan perubahan iklim. Model pertanian rendah emisi ini antara lain sudah dilaksanakan di Sumatera Utara, Bengkulu, Riau, dan Jawa Barat. DPR harus mendorong pemerintah untuk memperluas dan mempercepat implementasinya.
Mengintegrasikan sektor pertanian dengan sektor lain seperti pariwisata merupakan pilihan ideal untuk mendongkrak harga komoditas pertanian secara nonliniar. Harga komoditas pertanian yang dijual di sektor pariwisata mempunyai nilai tambah nonliniar.
Gubernur Bali mengeksekusi sinergi pertanian terintegrasi dengan sektor pariwisata sehingga terjadi multiplikasi nilai, harga, dan rasa. Hasilnya Gubernur Bali mampu meningkatkan pendapatan petani dua kali lipat sesuai janji kampanyenya karena harga komoditas pertanian tidak mengikuti harga pasar normal sehingga pendapatan petani lebih menjanjikan dibandingkan bekerja di sektor industri yang gajinya berstandar upah minimum regional (UMR).
Para gubernur, bupati, dan wali kota perlu mengadopsi pengalaman Gubernur Bali sehingga cepat dan pasti janji pendiri republik untuk mewujudkan masyarakat (termasuk petani) adil dan makmur segera terwujud. Saat itulah petani merdeka dalam arti yang sesungguhnya.
*Gatot Irianto Kepala Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/08/18/08402238/Sudahkah.Petani.Merdeka Selengkapnya...
Pertanyaan selanjutnya, setelah merdeka, bagaimana kehidupan petani Indonesia? Apakah semakin sejahtera atau sebaliknya, semakin menderita? Benarkah petani kita semakin tidak berdaya, apa indikator kuantitatifnya dan bagaimana memerdekakan petani dalam arti yang sesungguhnya? Merdeka atau menderita?
Paling tidak ada tiga indikator penciri dasar apakah petani sudah merdeka atau semakin menderita: tingkat pendidikan, ekonomi, dan kemandirian. Menurut data statistik, 75 persen tingkat pendidikan petani Indonesia tidak tamat dan tamat SD, 24 persen lulus SMP dan SMA, serta hanya 1 persen lulus perguruan tinggi.
Konfigurasi ini menunjukkan bahwa pembebasan biaya pendidikan sampai SMP dan alokasi 20 persen APBN untuk pendidikan belum mampu memerdekakan petani dari kebodohan dan keterbelakangan.
Ruh pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan Indonesia ikut mencerdaskan bangsa dan Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran, penetrasinya dangkal di permukaan. Lalu apa makna dan manfaat kemerdekaan bagi petani kita?
Secara ekonomi, sekitar 56 persen petani kita hidup secara subsisten dengan rata-rata luas kepemilikan lahan kurang dari 0,5 hektar dan pendapatan Rp 16 juta/hektar/tahun. Harga komoditas yang sebagian diserahkan kepada mekanisme pasar (kecuali beras) menjadikan petani sulit dan terjepit.
Banyaknya petani terjerat rentenir, terperangkap pengijon, dan tidak berdaya menghadapi tengkulak saat panen raya merupakan fakta nyata petani belum merdeka, bahkan menderita. Tragisnya, petani masih harus menyubsidi orang kaya melalui penyediaan pangan murah.
Soal kemandirian, petani masih tergantung secara absolut dalam: penyediaan bibit ayam ras (DOC) yang 100 persen dikuasai perusahaan multinasional, pupuk fosfor, dan kalium hampir 100 persen diimpor. Belum lagi pestisida. Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan agar petani merdeka dan menikmati hasil kemerdekaan yang dulu diperjuangkannya? Reformasi politik anggaran, perbankan, perindustrian, dan perdagangan merupakan solusi konkretnya.
Politik anggaran
Diperlukan perubahan revolusioner politik anggaran, perbankan, perindustrian, dan perdagangan dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota untuk memerdekakan petani. Alokasi 10 persen anggaran APBN serta APBD I dan II diperlukan untuk perluasan areal baru, infrastruktur pertanian, pascapanen, pengolahan hasil, dan mekanisasi.
Industri agro yang tangguh serta perbankan dan perdagangan yang propetani merupakan komponen pendukungnya. UU Perbankan harus direformasi agar dana yang dihimpun dari masyarakat pedesaan digunakan untuk memacu sektor pertanian dan UKM, bukan sebaliknya digunakan untuk membiayai usaha konglomerasi.
Bunga murah diikuti penghapusan agunan untuk usaha pertanian dan pembiayaan mikro-UKM harus diimplementasikan. Melalui pendampingan superintensif, kredit macet (non performance loans) dapat diminimalkan.
Industri agro harus diarahkan untuk diversifikasi produk hulu-hilir, memberi nilai tambah, daya saing dari komoditas pangan utama nasional (padi, jagung, tepung-tepungan, gula, kelapa sawit, dan daging). Industri tepung berbahan baku lokal harus dipacu untuk meningkatkan nilai tambah, waktu simpan, kualitas, gengsi, dan harga jual.
Tepung modified cassava flour/mocaf terbukti mampu memperpanjang waktu simpan ubi kayu, meningkatkan nilai jual, memperbanyak produk turunan sekaligus pendapatan petani. Importasi tepung terigu harus dikenai bea masuk agar daya saing tepung lokal menguat sehingga pemborosan devisa secara signifikan dapat dieliminasi.
Liberalisasi perdagangan sektor pertanian harus dikontrol ketat agar petani tak jadi korban karena tertekan harga jual produk pertaniannya. Keberpihakan pemerintah ketika harga komoditas pertanian anjlok juga harus didukung anggaran memadai. Mekanisasi pertanian, mitigasi, dan adaptasi dampak perubahan iklim yang makin dahsyat harus menjadi fokus utama pemerintah dalam rangka memerdekakan petani.
Sinergi multisektor
Pertanian terintegrasi dengan produk karbon rendah (carbon efficient farming) yang diintegrasikan dengan sektor pariwisata merupakan teladan konkret bagaimana memerdekakan petani. Melalui integrasi kelapa sawit dan sapi dengan produk utama: kelapa sawit, daging, pakan ternak, pupuk, dan biogas. Integrasi padi sawah, ikan, dan sapi harus dikembangkan sehingga petani dapat menghasilkan beras, ikan, daging, pupuk, dan biogas.
Diversifikasi ini akan meningkatkan ketahanan pangan, ekonomi, dan politik petani menghadapi berbagai guncangan ekonomi dan perubahan iklim. Model pertanian rendah emisi ini antara lain sudah dilaksanakan di Sumatera Utara, Bengkulu, Riau, dan Jawa Barat. DPR harus mendorong pemerintah untuk memperluas dan mempercepat implementasinya.
Mengintegrasikan sektor pertanian dengan sektor lain seperti pariwisata merupakan pilihan ideal untuk mendongkrak harga komoditas pertanian secara nonliniar. Harga komoditas pertanian yang dijual di sektor pariwisata mempunyai nilai tambah nonliniar.
Gubernur Bali mengeksekusi sinergi pertanian terintegrasi dengan sektor pariwisata sehingga terjadi multiplikasi nilai, harga, dan rasa. Hasilnya Gubernur Bali mampu meningkatkan pendapatan petani dua kali lipat sesuai janji kampanyenya karena harga komoditas pertanian tidak mengikuti harga pasar normal sehingga pendapatan petani lebih menjanjikan dibandingkan bekerja di sektor industri yang gajinya berstandar upah minimum regional (UMR).
Para gubernur, bupati, dan wali kota perlu mengadopsi pengalaman Gubernur Bali sehingga cepat dan pasti janji pendiri republik untuk mewujudkan masyarakat (termasuk petani) adil dan makmur segera terwujud. Saat itulah petani merdeka dalam arti yang sesungguhnya.
*Gatot Irianto Kepala Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/08/18/08402238/Sudahkah.Petani.Merdeka Selengkapnya...
Kamis, 10 Februari 2011
Daya Tahan Oke Banggets dengan Santapan Organik
JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini, mengonsumsi makanan sehat semakin menjadi tren, terutama di kota-kota besar. Salah satunya mengonsumsi makanan organik. Banyak orang menilai makanan ini sehat karena proses penanaman sampai panen dilakukan secara natural, alias tidak menggunakan bahan kimia. Karena itu pula, makanan ini aman untuk kita konsumsi.
Seiring tren ini, kini, makanan organik semakin mudah dijumpai. Banyak pusat perbelanjaan dan gerai-gerai tertentu memasarkan makanan bebas pestisida, pupuk kimia, hormon pertumbuhan, dan benih transgenik ini. Karena konsumsinya terus meningkat, kini jenis makanannya juga semakin beragam. Selain sayur dan buah-buahan, belakangan juga muncul ayam, telur, dan susu organik.
Makanan organik memang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh. Cukup banyak riset yang menyimpulkan bahwa buah-buahan, sayur mayur, dan kacang-kacangan yang ditanam secara organik banyak mengandung zat nutrisi, termasuk vitamin C, zat besi, magnesium, dan fosfor. Sebaliknya, makanan ini sangat sedikit mengandung nitrat dan endapan pestisida dibandingkan yang non-organik.
"Karena itu, mengonsumsi makanan organik secara teratur membuat badan tidak gampang sakit," ujar Susianto, Ketua Operasional Indonesia Vegetarian Society (IVS).
Daya tahan tubuh menjadi lebih kuat karena makanan organik mengandung antioksidan lebih banyak dibandingkan bahan non-organik. Manfaat antioksidan bagi tubuh cukup banyak. Selain mampu membersihkan darah, juga bisa membantu mencegah berbagai penyakit, seperti kanker, diabetes, kardiovaskuler, dan penyakit degeneratif atau keturunan lainnya.
Makanan organik mengandung antioksidan tinggi karena tidak menggunakan bahan kimia. Pemupukan, misalnya, hanya menggunakan pupuk kompos. Dengan begitu, makanan lebih banyak mengandung nutrisi ketimbang kandungan zat yang membahayakan kesehatan.
Sebaliknya. makanan non-organik bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Soalnya, makanan ini mengandung pupuk kimia seperti pestisida, herbisida, hingga fungisida. Nah. zat-zat kimia itu biasanya terus menempel pada sayur dan buah-buahan tersebut.
"Apalagi, buah yang dikirim dari luar pulau atau hasil impor tentu butuh zat pengawet tambahan agar tidak cepat membusuk, sehingga kandungan zat kimianya akan lebih besar lagi," ujar Trini Sudarti, ahli gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI).
Dampak negatif mengonsumsi makanan non-organik memang tidak akan langsung terlihat. Biasanya, dampaknya baru akan terlihat dalam jangka waktu panjang. Dalam jangka waktu itu, akan terjadi penumpukan zat kimia yang bersifat racun (toxic) di dalam tubuh. Akibatnya. hati atau liver harus bekerja keras menetralkan racun tersebut. Hanya saja, hati tidak akan selamanya bisa menetralkan racun dalam tubuh.
Kalau kita setiap hari mengomsumsi makanan seperti ini, tentu, dampaknya akan lebih cepat terasa. Soalnya, setiap hari ada bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, ada racun dalam tubuh yang tidak bisa dinetralkan dan berubah menjadi lemak.
"Semakin banyak racun yang masuk, lemak akan semakin menumpuk," kata Adi Sasongko, Direktur Pelayanan Kesehatan Yayasan Kusuma Bangsa.
Lemak jahat di dalam tubuh ini bisa menjadi sumber penyakit. Beberapa di antaranya adalah obesitas, jantung, penyakit kandung empedu, stroke, hingga diabetes melitus. Makanya, demi mengihindari penumpukan lemat jahat ini, banyak kalangan medis menyarankan orang yang tengah menjalankan diet untuk mengonsumsi makanan organik.
Selain ikut membantu kinerja hati, makanan ini juga kandungan serat yang tinggi. Dengan begitu, bisa membantu melarutkan lemak. "Lemak akan dikeluarkan bersama sisa-sisa pencernaan," kata Trini.
Cegah stroke dan jantung
Manfaat lain makanan organik adalah kandungan flavonoid yang cukup tinggi. Asal Anda tahu, flavonoid adalah zat yang mampu menurunkan potensi stroke dan penyakit jantung. Kandungan flavonoid tanaman organik lebih tinggi karena makanan organik tidak dipupuk dengan bahan kimia.
Dengan begitu, tanaman harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan nitrogen di dalam tanah. Saat itulah tanaman mampu menghasilkan flavonoid yang menyehatkan jantung kita.
Lain halnya dengan tanaman yang menggunakan pupuk kimia. Tanaman ini tidak perlu bekerja lebih keras untuk mendapatkan nitrogen. Soalnya, pupuk kimia sintetis sudah mengandung logam berat, seperti timbal dan merkuri.
Bagi ibu hamil zat-zat tersebut sangat merugikan, karena bisa mempengaruhi perkembangan otak pada janin. "Karena itu, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi makanan organik," saran Trini. (Adi Wikanto)
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/31/15125798/Daya.Tahan.Oke.dengan.Santapan.Organik Selengkapnya...
Kamis, 27 Januari 2011
Makanan Organik Disarankan Saat Program Hamil?
KOMPAS.com - Makanan organik makin populer belakangan ini. Anda bahkan tak perlu repot mencarinya di hypermarket, karena beberapa mini market juga sudah menyediakan sayuran dan telur organik.
Selama ini Anda mungkin telah mendengar bahwa makanan organik lebih sehat, lebih renyah, dan lebih enak. Bahkan masih ada manfaat kesehatan lain yang dapat diambil dari makanan organik tersebut, dibandingkan dengan makanan non organik. Buah-buahan, sayuran, dan daging organik mungkin perlu dikonsumsi jika Anda sedang berusaha hamil, demikian saran Dr Alyson Mitchell, ahli teknologi pangan dari University of California di Davis.
Beberapa bukti ilmiah mendukung penelitian Mitchell.
“Dalam sebuah studi saya mendapati bahwa kadar antioksidan yang lebih tinggi pada makanan organik cukup memberikan pengaruh signifikan pada kesehatan dan nutrisi," paparnya.
Makanan yang kaya antioksidan, seperti telah disebutkan dalam berbagai penelitian, mampu mencegah penyakit seperti kanker, penyakit kardiovaskular, Alzheimer, dan penyakit degeneratif lain. Jenis makanan yang kaya antioksidan antara lain buah beri, apel, alpukat, pir, plum, bayam, brokoli, dan ubi.
Makanan organik mungkin memiliki lebih banyak kekayaan kesehatan daripada yang non organik, sebagian berkat serangga dan rumput liar yang memenuhinya. Tumbuhan organik mengembangkan antioksidan alaminya sendiri untuk memerangi hama tersebut. Sedangkan tanaman non organik telah disemprot dengan herbisida dan pestisida, sehingga kecenderungan tanaman tersebut untuk memproduksi mekanisme pertahanannya (yaitu antioksidan) tidak terjadi.
Toh, tidak berarti makanan organik selalu lebih baik daripada yang non organik. "Meskipun memiliki tingkat pestisida yang lebih rendah, makanan organik belum terbukti secara ilmiah lebih aman atau lebih sehat daripada makanan yang dibudidayakan secara konvensional," ungkap tim public relations dari American Dietetic Association.
Selain itu, ketika buah dan sayuran non organik tersebut dibekukan, dikalengkan, dikeringkan, atau dimasak, kebanyakan residu pestisida tersebut juga berkurang.
Kesimpulannya, penelitian ini belum dapat menjamin bahwa makanan organik memiliki keterkaitan langsung untuk memperbaiki tingkat kesuburan dengan cara meningkatkan jumlah sperma dan sel telur yang sehat. Namun, bila Anda sedang merencanakan kehamilan, makanan non organik perlu dicoba.
http://female.kompas.com/read/xml/2010/02/24/19505986/makanan.organik.disarankan.saat.program.hamil
Jadi jangan ragu lagi untuk hubungi toko-online-berasorganik 'agatha', ayo cepat pesan beras organik
Selengkapnya...
Label:
hamil,
makanan hamil,
masa hamil,
sehat
Selasa, 25 Januari 2011
Mitos Makanan Organik
KOMPAS.com - TREN mengonsumsi makanan organik memang mulai meningkat seiring dengan kesadaran akan betapa pentingnya faktor makanan bagi kesehatan. Sebagian masyarakat bahkan rela mengeluarkan bujet lebih besar demi mendapat buah-buahan atau sayuran organik yang di Tanah Air relatif masih terbilang lebih mahal ketimbang jenis biasa.
Mengonsumsi makanan organik secara konsisten diyakini dapat menjadi upaya mempertahankan diri dari ancaman beragam penyakit. Makanan organik dinilai sehat karena pada saat proses penanaman sampai panen tidak mengalami proses kimiawi atau menggunakan bahan sintetik, seperti pestisida, herbisida, pupuk dengan kandungan kimia, penyuntikan hormon atau antibiotik, serta prosesnya tanpa radiasi ionisasi maupun pemodifikasian genetik. Karena itu, proses yang natural tersebut aman untuk dikonsumsi oleh tubuh.
Meskipun menyehatkan, sebenarnya tak semua makanan organik menguntungkan. Ada beberapa mitos seputar makanan organik yang harus diluruskan. Dengan memahaminya, Anda dapat menggunakan makanan organik dengan tepat.
1. Organik selalu aman dan baik bagi lingkungan?
Organik memang ditanam di tanah yang tidak terkontaminasi kandungan kimia atau disiram dengan pestisida dan jenis zat kimia lain seperti halnya lahan pertanian biasa. Namun begitu, sejak lahan pertanian organik hanya memproduksi setengah dari produksi pertanian konvensional, penanaman organik menjadi memboroskan lahan dalam penanaman buah dan sayuran.
Dennis Avery dari Hudson Institute's Center for Global Food Issues memperkirakan pertanian sistem modern menghemat hingga 15 juta meter persegi pembukaan hutan dan habitat binatang liar. Jika seluruh dunia harus memilih penanaman organik, kita harus mengorbankan hutan hingga 10 juta mil persegi hutan.
2. Organik lebih banyak mengandung nutrisi?
Berbagai studi mengenai makanan organik selalu tidak konsisten. Ada yang menyebut kandungan vitamin C dalam tomat organik lebih ketimbang tomat biasa; ada juga yang menemukan kadar anti-kanker flavonoids pada jagung dan strawberi organik. Namun riset lainnya menyebutkan bahwa makanan organik tidak memiliki keunggulan lebih dalam hal kandungan nutrisi. Apa yang membuat perbedaan mencolok dalam hal kandungan nutrisinya adalah berapa lama ditanam dan disimpan di rak makanan. Bayam misalnya, bisa kehilangan setengah dari kadar foliatnya dalam selang waktu sepekan.
3. Organik lebih enak rasanya?
Tak ada yang bisa mengungkapkannya kecuali dalam sebuah penelitian tentang apel, di mana yang jenis organik memang lebih unggul. Untuk memeroleh raspberries yang rasanya lebih alami atau asam-manis, Anda harus membelinya di tempat buah itu ditanam, pada musimnya dan tidak disimpan dalam jangka waktu lama. Kenyataannya, buah atau sayuran tidak akan lagi dalam kondisi terbaiknya bila sudah melewati penerbangan yang lama atau melewati proses pelapisan. Belum lagi bila harus tersimpan selama seminggu di pasar atau toko.
4. Tak perlu dicuci terlalu bersih seperti makanan biasa.
Seluruh produk organik, apakah dibeli dari toko grosir atau petani lokal di dekat rumah Anda, tetap rawan akan kontaminasi bakteri seperti E. coli. Tanah dan sumber pengairan yang terkontaminasi E. coli bisa menempel dan masuk dalam buah atau sayur. Melon, selada, tauge, tomat, bayam, daun bawang, bisa tercemar ketik mereka tumbuh dan dekat dengan tanah. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah: Cuci semua produk dengan air yang mengalir.
5. Memakai organik = membantu petani kecil atau perusahaan ramah lingkungan?
Perusahaan-perusahaan raksasa di AS justru berbisnis di sektor organik. General Mills memiliki Cascadian Farms, Kraft berada di belakang Back to Nature dan Boca Burger. Kellogg's memiliki Morningstar Farms. Tingginya permintaan membuat perusahaan-perusahaan ini mengimpor bahan-bahan organik semurah mungkin dari negara lain. Meski nilai penjualan produk makanan organik di AS melonjak hingga miliaran dollar AS, ironisnya hanya sekitar 16 persen saja yang ditanam di lahan lokal. Dengan CO2 yang dihasilkan dari transportasi, keramahan produk organik bagi lingkungan menjadi dipertanyakan.
6. Organik lebih sehat buat Anda?
Makanan organik tidak lagi menyehatkan bila bentuknya sudah menjadi kripik organik, soda organik atau kue organik. Gula dari tebu organik juga tetaplah gula, keripik dari kentang organik juga tetaplah digoreng.
http://female.kompas.com/read/xml/2009/12/07/10041055/6.mitos.makanan.organik
Selengkapnya...
Senin, 24 Januari 2011
Beras Hitam Kalahkan Blueberry
TEMPO Interaktif, Baton Rouge -Blueberry dan blackberry, dua buah yang terkenal memiliki kadar antioksidan tinggi, kini mendapat pesaing yang jauh lebih murah, yaitu beras hitam. Dalam pertemuan American Chemical Society (ACS) ke-240, para ilmuwan melaporkan khasiat beras hitam, salah satu varietas "Beras Terlarang" di masa kekaisaran Cina karena para bangsawan memerintahkan agar setiap butir beras itu diserahkan kepada mereka dan melarang rakyat memakannya.
"Sesendok makan kulit ari beras hitam mengandung lebih banyak antioksidan antosianin yang bermanfaat bagi kesehatan jika dibandingkan dengan sesendok blueberry, kadar gula yang lebih sedikit, lebih banyak serat dan antioksidan vitamin E," kata Zhimin Xu, staf pengajar Ilmu Pangan di Louisiana State University Agricultural Center di Baton Rouge, Louisiana. "Jika buah beri digunakan untuk meningkatkan kesehatan, mengapa tidak beras hitam dan kulit ari beras hitam? Terutama kulit ari beras hitam, yang unik dan bahan yang ekonomis untuk meningkatkan konsumsi antioksidan pendukung kesehatan."
Sama seperti buah-buahan, beras hitam juga kaya antioksidan antosianin, substansi yang memperlihatkan potensi untuk memerangi penyakit jantung, kanker, dan penyakit lain. Xu mengatakan perusahaan pangan dapat menggunakan kulit ari beras hitam atau ekstrak kulit ari untuk mendorong nilai kesehatan sereal sarapan, minuman, kue, biskuit, dan penganan lain.
Beras cokelat adalah jenis beras yang paling banyak diproduksi di seluruh dunia. Penggilingan beras hanya membuang bagian kulit terluar atau gabahnya untuk menghasilkan beras cokelat. Jika prosesnya dilanjutkan dan kulit arinya yang kaya nutrisi dibuang, beras itu menjadi beras putih.
Xu mencatat banyak orang yang percaya beras cokelat jauh lebih bernutrisi dibanding beras putih. Alasannya, kulit ari beras cokelat lebih kaya gamma-tocotrienol, salah satu senyawa vitamin E, dan gamma-oryzanol, antioksidan yang larut dalam lemak.
Berbagai studi menunjukkan bahwa antioksidan tersebut dapat mengurangi kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL), atau kolesterol jahat di dalam darah dan dapat membantu memerangi penyakit jantung.
Xu dan timnya menganalisis contoh kulit ari beras hitam dari padi yang tumbuh di Amerika Serikat bagian selatan. Antioksidan larut dalam lemak yang mereka temukan dalam kulit ari beras hitam mengandung antosianin yang jauh lebih tinggi. Berdasarkan temuan itu, Dr Xu dan tim risetnya menduga beras hitam jauh lebih sehat daripada beras cokelat.
TJANDRA | SCIENCEDAILY
http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2010/08/31/brk,20100831-275295,id.html Selengkapnya...
Rabu, 19 Januari 2011
Impor Beras Makin Miskinkan Petani
JAKARTA, KOMPAS.com - Impor beras yang dilakukan oleh Bulog disertai dukungan Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan membuat para petani menjadi miskin. Hal itu diungkapkan oleh Benny Pasaribu, Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jumat (10/12). Dia mengatakan, pemerintah melakukan langkah keliru dalam mengimpor beras karena sekitar 40 persen penduduk indonesia bermata pencaharian di sektor pertanian.
“Seharusnya, latar belakang ini bisa dijadikan alasan kuat bagi pemerintah untuk meniadakan impor beras,”ujarnya. Dia juga menilai, upaya pemerintah untuk melindungi petani sangat minim.
Dia menyontohkan, di Jepang, 1 kilogram (kg) beras bisa mencapai Rp 40.000. Sementara di Indonesia, pemerintah selalu mengimpor beras hanya untuk menstabilkan harga beras di dalam negeri. “Penetapan harga beras tidak melihat kehidupan para petaninya,” jelasnya.
Selain itu, kehidupan petani di Indonesia juga kian miris karena mereka tidak memiliki lahan sendiri. Petani jenis ini menggarap lahan pertanian seluas 1,5 juta hektare Sebagai imbalannya, mereka hanya dibayar sekitar Rp 20.00 sampai Rp 30.000 per hari.
Lebih tragis lagi, saat ini, Bulog tidak lagi bisa menguasai sentra beras yang ada di indonesia. “Posisi Bulog sudah kalah dengan mafia beras yang berkeliaran,” jelasnya.
Padahal, kalau Bulog dapat menguasia sentra beras, maka dapat dengan mudah mengontrol harga beras di Indonesia. “Inilah yang harus menjadi fokus pemerintah untuk memikirkan bagaimana caranya mensejahterakan petani dan memberantas mafia beras. Tunjukkan bahwa kita negara Argaria”. ujarnya. ( Mohamad Jumasr/Kontan)
Selengkapnya...
Rabu, 12 Januari 2011
Beras Oplosan......... REMMPPOONNGG DEH !
Pada akhir abad XX ini para petani kita sedih, mengeluh, dan menangis. Gabah mereka jatuh harganya karena gudang-gudang dipenuhi beras impor, pesanan tahun sebelumnya ketika kita kekurangan beras. Ini memang ironis! Pas mereka panen padi, beras impor baru datang!
Belum pulih dari keadaan runyam itu, kita sudah ribut lagi dengan beras oplosan, yang dimasukkan ke gudang Badan Urusan Logistik (Bulog). Kepalanya mengancam tidak akan membayar pemasok, selama beras oplosan tidak diganti dengan beras murni. Beras oplosan ialah beras yang enak dicampur dengan beras yang tidak enak. Campur-mencampur ini kelihatannya seperti dosa, tetapi ternyata tidak. Bahkan ada yang menguntungkan. Wah! Bagaimana duduknya perkara ini ///????
Asal-muasal beras tidak enak
Masyarakat mendambakan beras enak! Sebab dengan makan nasi enak, tidak perlu ada lauk pauk mewah. Cukup dengan ikan asin dan sambal terasi berikut lalapan, makan sudah nikmat! Itu kalau berasnya memang enak, tidak dicampur dengan beras kurang enak!
Nasi enak itu umumnya pulen, gurih, dan harum. Misalnya nasi dari beras pandanwangi asal Cianjur, dan rojolele dari Delanggu. Orang Jepang dan para penggemar masakan Jepang mencari beras yang mutlak harus pulen dan agak lengket, karena akan dimakan dengan sumpit. Kalau pera, tidak bisa dibayangkan bagaimana caranya menyumpit nasi yang berantakan.
Sebelum Perang Dunia II, ketika penduduk Pulau Jawa belum sebanyak sekarang, kita masih kecukupan beras enak. Padi lokal yang terkenal zaman itu ialah padi bulu. Selain batangnya memang berbulu, buahnya juga berduri sekecil jarum di ujungnya. Butiran berasnya gemuk membulat.
Sesudah perang usai (1950 – sekarang), kita kekurangan beras karena jumlah penduduk yang makan nasi meningkat pesat. Sialnya, padi bulu beras enak itu sedikit sekali hasilnya. Hanya 4 ton per ha, dan setahun hanya dapat dipanen dua kali. Dikhawatirkan tidak akan mencukupi kebutuhan beras bagi rakyat Pulau Jawa kalau yang ditanam padi bulu itu terus, pemerintah mencari bibit baru yang hasilnya bisa berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan penduduk yang membeludak. Kalau tidak, penduduk Pulau Jawa akan kelaparan.
Pada tahun 1967, International Rice Research Institute (IRRI) di Los Banos, Filipina, berhasil merakit varietas padi International Rice (IR) 8. Hasil silangan padi Jawa dan Taiwan ini luar biasa hasilnya (bisa sampai 8 ton per ha) hingga mampu menyelamatkan India dari bahaya kelaparan.
Kita juga memasukkan padi itu, yang meskipun banyak hasilnya tetapi sayang tidak enak! Untung ia rentan terhadap hama sampai harus disemprot racun serangga luar biasa agar tetap banyak hasilnya. Maka, kita kemudian tidak menanamnya lagi.
Keburukan ini sama sekali tidak diduga oleh para pakar padi di IRRI zaman itu. Kemudian mereka menciptakan varietas padi baru lagi yang selain tahan terhadap serangan hama, juga lebih enak.
Beras Cianjur
Sejak 1970 kita kemudian silih berganti menanam varietas padi baru. Ada yang hasilnya banyak, tapi rasanya kurang enak. Ada yang berasnya enak, namun tanamannya tidak tahan wereng. Ini serangga sebangsa kepik yang karena kecilnya (hanya 1,5 cm), sampai dikutuk sebagai “kutu” loncat. Baru pada 1986 ditemukan padi IR 64 yang tahan wereng, dan hasilnya banyak (6 – 7 ton per ha). Padi varietas unggul tahan wereng (VUTW) ini juga pulen dan lumayan enaknya. Sampai sekarang, IR 64 masih tetap populer di kalangan petani kita, karena umur tanaman lebih pendek daripada padi lokal. Dalam dua tahun bisa panen lima kali.
Namun, rasanya yang cuma “lumayan” itu membuat konsumen kurang suka. Mereka tetap mendambakan beras dari padi lokal yang terkenal enak seperti beras cianjur. Sebutan beras cianjur dipakai di mana-mana, dari Sabang sampai Merauke, untuk menunjukkan bahwa beras itu enak. Bahkan di Arab Saudi pun bisa ditemukan beras cianjur. Ketika sudah menjadi nasi pulen dan enak, sampai di zaman Belanda dulu diekspor ke Eropa, tetapi dengan nama Java rijst. “Beras Jawa” ini mereka sukai karena kalau ditanak, nasinya soepel, tidak keras seperti beras siyem yang padinya cere (bercerai-berai) dari Thailand, tetapi juga tidak lembek seperti beras Italia.
Karena padi bulu yang Jawa ini mudah diserang hama, ia makin terdesak oleh padi baru tahan hama yang disebarluaskan oleh pemerintah, seperti citarum (dilepas tahun 1978), cisadane (1980), cipunagara (1981).
Di antara padi bulu cianjur itu ada varietas lokal yang nasinya pera, tetapi baunya wangi seperti daun pandan, sampai padinya terkenal sebagai pandanwangi. Semula ia tidak terkenal karena tidak begitu disukai, gara-gara nasinya pera itu. Tetapi setelah ada pedagang beras yang mencampurnya dengan beras cianjur yang pulen, maka pandanwangi naik daun. Nasinya jadi pulen dan baunya wangi.
Di tengah-tengah beras cianjur dari padi bulu yang nasinya tidak berbau, kita kemudian mendapat beras cianjur yang wangi. Pada kemasannya dapat kita baca nama beras campuran itu yang kadang berlebihan, seperti Cianjur Padi Bulu, Spesial Pandanwangi. Atau Padi Bulu, Cianjur Kepala, Slijp, Pandanwangi, Istimewa.
Warisan nenek moyang
Para petani yang lahannya cocok untuk pandanwangi (terutama di Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur) tidak terlalu tergiur untuk beralih ke IR 64, cisadane, atau padi VUTW yang lain, tetapi berusaha tetap menanam pandanwangi. Padi ini semacam varietas warisan nenek moyang orang Cianjur.
“Tidak pernah dilepas secara nasional dengan SK Menteri seperti padi VUTW lainnya!” tutur Nana Sumarna P.K., kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Cianjur. “Memang pernah diupayakan agar mendapat sertifikat dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, tetapi ketika diuji ketahanannya terhadap wereng coklat, padi itu tidak lulus. Jadi, tidak bisa diberi sertifikat.” Walaupun daerah Cianjur cocok untuk bertanam pandanwangi, namun petani di sana tidak menggebu-gebu mengusahakannya. “Kebutuhan beras itu tidak terlalu banyak!” ungkap H. Hasbullah, ketua Kelompok Tani Dwipawangi, dari Jambudipa. Pernah terjadi, ketika 80% petani Kabupaten Cianjur menanam padi itu, harga beras pandanwangi anjlok.”
Karena itu, kemudian ada semacam pembatasan yang diberlakukan dengan kesepakatan bersama di kalangan petani, jangan sampai hasil jerih payah mereka dianjlokkan oleh pasar. Dalam satu musim tanam, hanya 50% petani dari lima kecamatan (Warungkondang, Cibeber, Cugenang, Cilaku, dan Cianjur) yang bertanam pandanwangi. Lainnya menanam beras cianjur yang tidak berbau wangi tapi pulen, IR 64, atau padi VUTW yang lain. Jadi, harga pandanwangi tetap stabil.
Agaknya, varietas unggul lokal ini hanya cocok untuk dataran sedang (menengah) dan dataran tinggi seperti Warungkondang. Pernah terbetik berita, ada seorang petani yang mencoba menanam pandanwangi di daerah lain. Tanamannya memang tumbuh dan berhasil dipanen padinya, tetapi rasa dan aromanya tidak sama dengan pandanwangi asli asal Cianjur. Belum ada penelitian yang bisa menjelaskan fenomena itu. H. Hasbullah menduga, biang keladi keharuman padi itu ialah jenis tanah dan air yang menghidupi padi di Warungkondang.
Pandanwangi yang ditanam di daerah asalnya begitu hebat, sampai setiap panen selalu ada deretan truk milik tengkulak asal Karawang dan Subang yang sudah antre sejak pagi untuk mengangkutnya ke Jakarta.
Aneka pemalsuan
Karena enak dan harum, beras pandanwangi sering dipalsukan. Pemalsuan tidak hanya terjadi di kalangan pedagang di kota besar, tetapi juga di Cianjur sendiri. Caranya dengan menyemprot beras varietas lain yang bentuknya mirip pandanwangi dengan esens pandan ketika beras digiling dalam pabrik. Pabrik yang melakukannya biasanya tertutup pintu pagarnya untuk umum. Apalagi wartawan!
Beras yang dihasilkan memang wangi, tetapi ketika dimasak wanginya hilang. Bahkan ada yang baru dicuci saja sudah hilang baunya.
Di Jawa Tengah juga ada pabrik beras yang membuat beras wangi, dengan menyemprotkan sari daun pandan ke beras yang sedang di-slijp. Berasnya dari varietas apa saja. Nama pandanwangi di sana tidak merujuk ke varietas padi, tetapi ke bau pandan yang tercium dari beras “apa saja” itu.
Pemalsuan dengan cara ini ternyata membuat konsumen beranggapan salah kaprah bahwa beras pandanwangi itu mesti wangi. Kalau mereka membeli beras, yang diuji pertama kali ialah apakah beras itu wangi atau tidak. Padahal beras pandanwangi yang tulen dari Cianjur justru tidak berbau wangi. Aroma baru muncul kalau beras sudah ditanak menjadi nasi yang kebul-kebul masih hangat.
Cara lain untuk memalsu pandanwangi ialah dengan mencampur beras yang murni dengan beras dari varietas lain yang sama bentuk butirannya, seperti cisadane, cilamaya muncul, cimandiri, mamberamo, atau dengan beras varietas lainnya. Perbandingan campurannya antara 1 : 4 dan 1 : 10.
Pemalsuan ini membawa hikmah. Pandanwangi justru makin dicari, dan di samping itu konsumen juga diuntungkan. Sebab pandanwangi oplosan lebih murah harganya, sehingga lebih banyak yang bisa ikut menikmati (sebagian) kehebatannya. Nasi pun jadi lebih pulen.
Beras rojolele dari Jawa Tengah juga dipalsu. Kartika Candra, seorang petani merangkap pedagang beras asal Delanggu, Klaten, mengakui beras rojolele asal Delanggu banyak yang dicampur dengan beras lokal Jawa Tengah yang bentuknya hampir sama. Bagian depan butiran beras runcing, dan bagian belakang membulat. Beras oplosan ini dijual sebagai rojolele, meskipun rojolele-rojolelean.
Di pasar induk beras Bekasi misalnya, sekarung beras rojolele 20 kg laris dijual dengan harga Rp 57.000,- (sekitar Rp 3.000,-/kg). Tetapi benar-tidaknya itu rojolele, tidak ada yang tahu pasti! Menurut Sugeng, ketua KUD (Koperasi Unit Desa) Tani Maju dari Juwiring, Klaten, yang mengetahui benar seluk-beluk perdagangan beras lokal, beras itu bukan rojolele, tetapi cilamaya muncul.
Masyarakat di luar Klaten dan Delanggu tidak begitu tahu perbedaan beras rojolele dan cilamaya muncul. Kedua jenis itu serupa, dan sama-sama enaknya.
“Beras campursari ini membuat rojolele yang murni turun harga, dari Rp 4.500/kg ke Rp 2.500/kg, karena disaingi di pasar,” tutur Sugeng
Harus dioplos
Campur-mencampur ini tidak ada yang melarang. Persis seperti suku cadang mobil. Ada yang asli, dan ada yang imitasi. Kalau orang membeli suku cadang, ia akan ditanyai mau yang asli atau bukan. Keduanya sah diperjualbelikan.
Membeli beras rojolele juga begitu. Hanya saja, pedagang beras tidak mau bertanya seperti pedagang suku cadang mobil. Kalau pembeli tidak menjelaskan, ia akan diberi rojolele-rojolelean. “Baru kalau ia jelas menyatakan mau yang asli, ia diberi rojolele yang asli juga!” jelas Kartika Candra.
Asli yang dimaksud tidak berarti asli 100%. Sebab, beras rojolele tidak ada yang dijual betul-betul murni. Selalu sudah dicampur dengan beras lain. Kalau campurannya sedikit (misalnya 3 : 1), beras yang terbentuk dijual sebagai rojolele asli. Bukan murni. Kalau campurannya banyak (misalnya 4 : 1), beras campursarinya dijual sebagai rojolele (tok), tanpa embel-embel asli. Baik yang asli maupun yang bukan, keduanya diberi label rojolele.
Mengapa selalu dicampur? Karena kalau tidak, beras rojolele justru kurang laku. Harganya di tingkat pengecer bisa sampai Rp 6.000,-/kg. Mana ada konsumen di daerah beras melimpah mau membeli beras Rp 6.000,-? Beras jenis lain yang sama-sama enak dan pulennya (tidak usah wangi) saja lebih murah.
Karena itu, beras rojolele harus dicampur dengan beras lain yang lebih murah, supaya ia juga murah jatuhnya. Campurannya beras yang bisa diproduksi massal, dan bisa ditanam di mana saja di luar daerah penghasil rojolele.
Rasa rojolele-rojolelean ini masih enak juga! Seorang rekan yang membeli oplosan rojolele dengan beras mutiara asal Tawangmangu, Jawa Tengah, masih merasakan kehebatannya. “Pulen dan wangi, perut tak kunjung kenyang, kendati sudah dua kali tambah nasi!” katanya. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya, jika beras yang dimasak itu rojolele murni!
Di luar standar
Mengapa campur-mencampur beras tidak ditangkap polisi? Kita belum mempunyai standar mutu beras yang ditetapkan dengan undang-undang. Seandainya sudah ada, polisi bisa bertindak sesuai undang-undang itu.
Dewasa ini, mutu beras masih berdasarkan standar mutu Bulog. Bukan untuk perdagangan khalayak ramai, tetapi untuk penyimpanan dalam gudang Bulog sendiri.
Penentu mutunya ialah derajat sosoh (hasil beras yang bersih, sesudah ditampi). Makin bersih suatu beras, sampai mencapai 100%, makin bermutu karena makin tahan disimpan lama.
“Standar Bulog ini sama sekali tidak memperhatikan varietas padi!” tutur Dr. Ir. Agus Setyono MS, dari Balai Penelitian Padi, Sukamandi. “Akibatnya, dalam perdagangan beras dengan Bulog, varietas padi macam apa saja dihargai sama. Idealnya tidak begitu! Beras seharusnya diperhatikan varietas padinya, dan dicantumkan dalam kemasan beras yang diperdagangkan!” lanjut Agus ketus.
Menurut dia, dalam pertemuan antara Departemen Pertanian dan Bulog mengenai standar mutu beras, disepakati bahwa mutu beras terbagi atas tiga kelas. Beras kelas satu, misalnya, ialah beras yang memenuhi derajat sosoh 100% (bersih sekali), dan tersusun oleh beras kepala (yang butirannya utuh) 95%, beras pecah 3%, dan menir (beras padi muda) 1%. Tetapi harus disebutkan pula varietas padinya, seperti misalnya Bengawan Solo, Cilamaya Muncul, IR 64, atau lainnya.
Di luar kelas yang dibakukan ini, terserah tidak mencantumkan varietas padi boleh-boleh saja, termasuk beras oplosan yang tidak diketahui juntrungannya. Beras yang tidak dicantumkan varietasnya, jelas kurang laku dibanding dengan beras yang jelas-jelas dicantumkan varietasnya.
Kalau keharusan mencantumkan varietas padi ini disetujui DPR untuk dijadikan undang-undang, orang tidak akan bisa memalsu beras lagi, karena ada keharusan mencantumkan varietas padi yang dikemasnya. Kalau ketahuan tidak cocok antara isi dan spesifikasi pada kamasan, polisi bisa bertindak. Mudah-mudahan kita bisa mempunyai undang-undang tentang standar mutu beras semacam itu berikut sanksinya dalam waktu yang tidak usah terlalu lama.
Salah kaprah
Pedagang beras yang bonafid pasti dengan senang hati mau mencantumkan varietas padi pada kemasan yang dijualnya. Pembeli pelanggannya juga bisa tahu pasti kepulenan beras yang dibelinya. Sebab, setiap varietas padi yang dilepas pemerintah sudah diuji lebih dulu kepulenannya di Balai Penelitian Tanaman Padi, apakah ia pera (kadar amilosanya lebih dari 26%), pulen (amilosanya 18 – 26%), atau sangat pulen (15 – 18%).
Pandanwangi yang asli mempunyai kadar amilosa sekitar 26%. Jadi, sebetulnya ia sudah termasuk beras pera walaupun di perbatasan. Karena dicampur dengan beras IR 64, beras pandanwangi jadi pulen, sampai disukai orang Jakarta, Bandung, dan kota-kota besar Jawa Barat lainnya.
Varietas padi yang sudah teruji kepulenannya antara lain bengawan solo, cilamaya muncul, cilosari, cirata, cisadane, IR 64, IR 74, dan mamberamo (ini malah pulen sekali). Varietas yang pera ialah antara lain batang anai, cenrane, lematang, sei lilin, kelara, cisokan, IR 68.
Ada kesalahkaprahan yang kita lakukan kalau membeli beras. Paling dulu kita selalu melihat penampilan fisik butiran beras. Kalau putih, mengkilat, dan banyak yang utuh (beras kepala), maka beras itu dipilih untuk dibeli.
“Lha, ini kelirunya!” tutur Dr. Agus. “Kita lupa bahwa kita ingin beras yang pulen! Padahal kepulenan tidak ditentukan oleh putih mengkilatnya butiran dan banyaknya beras kepala, tetapi kadar amilosanya. Dan ini tergantung varietasnya.”
Dari tahun 1970 – 1995 sudah ada 105 varietas padi yang dilepas oleh Balai Penelitian Padi ke masyarakat petani. Dari sekian banyak itu, yang masih ditanam sampai saat ini hanya beberapa, antara lain dodokan, cilamaya muncul, cirata, cisadane, limboto, mamberamo, dan way opu buru.
Varietas yang dilepas dikembangkan oleh perusahaan pembibitan padi Sang Hyang Sri dan P.T. Pertani. Kedua perusahaan ini memperbanyak benih, tetapi sebelum dijual ke petani, benih diuji dulu di Balai Pengujian dan Sertifikasi Benih, untuk diberi sertifikat.
Beras baru dan stok lama
Dengan pengaturan benih bersertifikat, penanaman yang baik dan benar, serta penanganan hasil sesuai petunjuk yang berwajib, beras yang dihasilkan para petani sebenarnya sudah oke. Hanya oknum pedagang yang ingin mengeruk keuntungan besar yang mengacaukan penyampaian beras bermutu dan enak ke masyarakat.
Enak tidaknya nasi dari beras asal padi yang bermutu, juga bergantung pada baru atau lamanya umur beras ketika akan disantap. Beras yang baru terasa enak, dan beras yang lama tidak. Dulu kita masih bisa menikmati enaknya beras baru, yang baru saja ditumbuk. Tetapi sekarang sudah tidak mungkin, karena beras yang “dilempar” ke pasar selalu beras giling stok lama.
Beras giling yang baru selalu disimpan sebagai “stok besi” dalam gudang dulu, dan baru dilempar kalau sudah ada pasokan baru dari panen berikutnya (atau dari impor yang terlambat). Itulah sebabnya, kalau kita makan nasi di pedesaan selalu lebih enak daripada nasi di kota. Meskipun sama-sama beras Cianjur, misalnya.
Petani dulu menyimpan padi dalam lumbung. Menyimpannya dalam bentuk gedengan (ikatan batang padi berikut malainya) seberat 4 – 6 kg. Ini bisa dilakukan karena padi yang ditanam dulu varietas yang buahnya menempel ulet pada malainya, tidak mudah rontok seperti padi VUTW zaman sekarang.
Sayang, padi gedengan hanya tahan disimpan selama lima bulan, sampai panen berikutnya. Selama itu, petani akan menumbuk padinya sebagian-sebagian sesuai kebutuhan keluarga dan kerabatnya saja. Jadi, yang dimakan selalu beras baru.
Penumbukan padi dalam lesung dengan alu kayu diserahkan kepada buruh tani yang memperoleh upah berupa beras hasil tumbukannya. Jumlahnya bervariasi, sesuai perjanjian bersama sebelumnya. Dari para buruh tani inilah, kitorang di kota bisa membeli beras tumbuk yang nasinya lebih enak daripada beras giling dari pabrik yang stok lama.
Namun, cara menumbuk padi dalam lesung itu tidak efisien. Beras yang dihasilkan juga hanya tahan disimpan sampai dua minggu. Sesudah itu, kalau tidak ditanak, beras tumbuk berbau apek diserang cendawan.
Sebaliknya, beras giling dengan derajat sosoh 100% dan dikemas dalam karung goni bisa tahan 8 – 12 bulan dalam gudang yang baik seperti milik Bulog. Cukup lama untuk menunggu pasokan baru. Karena itu petani sekarang lebih banyak yang menggilingkan padinya, daripada menumbuk. Apalagi kalau yang ditanam itu padi VUTW yang mudah rontok.
Slijp kepala
Padi VUTW hasil panen langsung dirontokkan dengan mesin perontok yang portable digotong-gotong ke tengah sawah. Gabah yang dihasilkan kemudian digiling dengan mesin yang konstruksi dan kapasitasnya beraneka ragam. Biasanya KUD menyewakan mesin giling semacam itu kepada para petani anggotanya.
Agar dapat digiling, gabah harus dijemur dulu sampai benar-benar kering giling. Mengeringkan gabah ini gampang-gampang susah. Tidak boleh terlalu cepat kering! Kalau terlalu cepat (sampai 2% per jam misalnya), beras yang dikupas sekamnya akan terlihat retak-retak. Kalau digiling, ya pecah. Padahal beras pecah menurunkan mutu. Waktu pengeringan yang baik ialah 6 – 8 jam pada pagi hari.
Dengan ditampi dan diayak, beras yang sudah digiling dan lepas sekamnya kemudian dipisahkan dari yang belum. Lalu dalam bagian mesin berikutnya, beras di-slijp (diampelas) agar bersih dari kulit arinya. Hasilnya berupa beras yang putih bersih, mengkilat bagus, tidak mangkak seperti beras tumbuk lagi. Nilai gizinya turun, karena vitamin A, B1, B2 yang semula terkandung dalam kulit ari kini sudah terbuang. Tetapi, keawetannya untuk disimpan meningkat.
Beras masih harus dipoles dalam mesin poles untuk dibuang pecahan-pecahan yang menempel pada butiran utuh. Butiran utuh inilah yang menentukan bermutu tidaknya beras. Makin banyak (sampai 95%) makin bermutu sebagai beras kelas satu. Tentu lebih mahal daripada yang tercampur dengan beras pecah yang terlalu banyak (sampai lebih dari 3%). Sama-sama beras Cianjur-nya, misalnya, yang satu disebut beras “Slijp Cianjur Kepala”, dan yang lain cuma disebut beras “Slijp Cianjur” tok. (Slamet Soeseno/I Gede Agung Yudana/G. Sujayanto)
dari : indomedia.com/intisari/2000/me
http://anekaplanta.wordpress.com/2008/03/01/heboh-beras-oplosan/
Selasa, 11 Januari 2011
Dahsyat nya Khasiat Beras Merah
Kebiasaan mengkonsumsi beras putih rupanya berdampak pada minimnya ketertarikan jenis beras lain. Padahal, secara genetis beras terbagi menjadi beberapa jenis, seperti beras putih, beras merah, beras hitam dan beras ketan, dan setiap jenis beras mengandung manfaat yang tak terduga.
Hasil riset yang dipresentasikan pada Experimental Biology annual conference yang berlangsung 24-28 Apri di Anaheim, California, AS mengungkapkan dua jenis beras seperti beras merah dan setengah-giling bisa mengurangi risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Peneliti juga melaporkan beras merah ternyata jauh lebih baik ketimbang beras putih saat melindungi tubuh dari tekanan darah tinggi dan arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
"Penelitian kami menunjukkan adanya potensi dari beras yang mungkin menjadi titik awal yang baik untuk mencari obat preventif untuk penyakit kardiovaskuler," kata peneliti Satoru Eguci, profesor fisiologi di Temple University School of Medicine di Philadelphia, AS., Selasa (27/4). Sebelumnya, Eguci dan kolega mengatakan penelitian mereka mencatat kandungan beras merah mampu melawan protein yang dikenal sebagai angiotensin II yang memberikan kontribusi untuk tekanan darah tinggi dan penyumbatan arteri.
Kandungan tersebut berada pada lapisan beras terkelupas ketika beras merah diubah menjadi beras putih. Namun, lapisan itu bisa dipertahankan bila digiling menggunakan alat tradisional seperti yang dilakukan masyarakat Jepang.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/10/04/28/113282-begitu-dahsyat-khasiat-beras-merah
Selengkapnya...
Senin, 03 Januari 2011
beras pandan wangi organik
Beras ini merupakan beras dari varietas lokal yang dibudibayakan secara organik, alami, dan tanpa merubah susunan genetiknya.
Beras organik (organic rice) pandan wangi mempunyai aroma yang khas, yaitu aroma pandan. Tidak terlalu menusuk, tapi tidak pula tidak berbau. Apabila dimasak menjadi nasi, akan terasa sangat pulen dan berbau khas. Rasanya pun enak.
Dengan penanaman secara organik, beras pandan wangi akan sangat bermanfaat dikonsumsi bagi siapa pun. Terlebih bagi penderita diabetes, kolesterol, darah tinggi.
-Beras Pandan Wangi (pulen & wangi) Rp 60.000/5kg
Hubungi : Nurun Setiawan -08569029002-
ongkos kirim:
Wilayah Cipinang dan Bintaro sektor 1,2,3 GGRRRAATIIISSSSSSS ongkir
di luar wilayah itu di kenakan ongkir variatif antara Rp 10.000 - Rp 25.000 (tergantung jauh/dekat)
Selengkapnya...
Beras Merah Organik
Beras merah adalah beras yang kaya serat dan minyak alami, yang mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan dan dapat meningkatkan perkembangan otak dan menurunkan kolesterol darah.
Disamping itu beras merah pun lebih unggul dalam hal kandungan vitamin dan mineral daripada beras putih. Beras merah mengandung tiamin (vitamin BI) yang diperlukan untuk mencegah beri-beri pada bayi. Zat besinya juga lebih tinggi, membantu bayi usia 6 bulan ke atas yang asupan zat besinya dari ASI sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan tubuh.
Nilai energi yang dihasilkan beras merah lebih besar daripada beras putih (349 kal : 353 kal). Unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah selenium. Banyak pakar mengatakan selenium mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
-Beras Merah Organik
(kaya serat, bagus buat penderita diabetes,program diet) Rp 65.000/5kg
Hubungi : Nurun Setiawan -08569029002-
ongkos kirim:
Wilayah Cipinang dan Bintaro sektor 1,2,3 GGRRRAATIIISSSSSSS ongkir
di luar wilayah itu di kenakan ongkir variatif antara Rp 10.000 - Rp 25.000 (tergantung jauh/dekat)
Selengkapnya...
Langganan:
Postingan (Atom)