Jumat, 12 Oktober 2012
Masih Berani Coba Transgenik ??////
Di tengah ingar-bingar situasi politik Indonesia, kedua proses itu jauh dari pengamatan publik. Kontroversi transgenik selalu terjadi antara yang mengatakan aman dan tidak aman, baik untuk kesehatan ternak dan manusia maupun terhadap lingkungan.
Lolosnya jagung transgenik untuk pakan bahkan pangan menjadi ironi ketika Profesor Gilles-Eric Seralini dari Universitas Caen, Perancis, memublikasikan hasil penelitiannya. Dalam penelitian pertama terhadap dampak jangka panjang pestisida Roundup dan jagung transgenik RR NK 603, ternyata berkembang tumor payudara pada mencit-mencit percobaan betina serta kerusakan pada ginjal dan hati pada mencit-mencit jantan.
Pada percobaan tersebut, mencit-mencit diberi pakan jagung transgenik dan pada minumannya dilarutkan pestisida Roundup pada level yang diizinkan untuk air minum. Lima belas tahun lalu Dr Mae Wan Ho, ahli genetika yang kritis terhadap perkembangan rekayasa genetika, sudah mengingatkan dampak ini dalam tulisannya, ”The Unholy Alliance” (The Ecologist, 1997). ”Masyarakat dunia tidak siap sama sekali menghadapi dunia rekayasa genetik yang dikuasai oleh perusahaan multinasional raksasa nirwajah.
Mereka akan mengontrol seluruh aspek kehidupan mulai dari makanan sampai bayi yang akan dilahirkan,” ungkapnya. Mae Wan juga mengingatkan bahwa yang membuat teknologi transgenik ini berbahaya adalah aliansi dua kekuatan raksasa, yakni ilmu dan bisnis.
Aliansi ini bisa terjadi karena pengembangan rekayasa genetika selalu terkait dengan industri, yang langsung maupun tidak, akan membatasi integritas dan independensi para ilmuwan. Lebih gawat lagi kalau aliansi didukung kebijakan pemerintah korup yang ingin melanggengkan kekuasaan.
Kekhawatiran Mae Wan terbukti, kampanye agresif dari korporasi multinasional pemilik benih transgenik membuat luasan tanaman transgenik dunia semakin (diklaim) luas, demikian juga produk yang dihasilkan dan dipasarkan. Masyarakat dunia seperti dipaksa, seolah tidak ada pilihan selain transgenik.
Dua prinsip
Ada dua prinsip yang terus dilupakan dalam komersialisasi produk transgenik. Kedua prinsip itu diadopsi di Rio de Janeiro pada KTT Bumi tahun 1992, yakni Prinsip Kehati-hatian dan Partisipasi Publik. Keduanya menjadi semangat aturan internasional tentang keamanan hayati produk transgenik yang dikenal sebagai Protokol Cartagena. Bunyi dari prinsip 15 Rio itu adalah, ”Dalam upaya melindungi lingkungan pendekatan kehati-hatian dapat diterapkan secara luas oleh negara sesuai dengan kapasitasnya.
Ketika terdapat ancaman serius atau kerusakan yang tidak dapat dipulihkan, ketidakcukupan kepastian ilmiah tidak boleh dijadikan alasan untuk menunda tindakan pencegahan perusakan lingkungan”. Prinsip ini memosisikan kedaulatan ada pada negara untuk mengatakan menerima atau menolak produk transgenik. Dengan potensi risiko yang harus ditanggung oleh masyarakat dan lingkungan, keputusan yang paling murni adalah melibatkan masyarakat secara penuh, mulai dari perencanaan sampai pengawasan.
Partisipasi publik adalah prinsip yang tidak bisa ditawar dalam komersialisasi produk rekayasa genetika. September ini Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG) menyatakan jagung RR dan Bt lolos kajian keamanan pakan. Komisi memutuskan aman pakan setelah tim teknis melakukan pengkajian dokumen yang disertakan oleh perusahaan.
Dengan demikian, produk tersebut tinggal menunggu uji keamanan lingkungan sebelum dipasarkan ke petani seluruh Indonesia. Keberatan atas lolosnya jagung transgenik RR dan Bt adalah proses pengkajian yang hanya berdasarkan dokumen dari pengusul. Keputusan ini sangat dangkal, melanggar prinsip kehati-hatian, dan tidak ada ruang partisipasi publik. Secara logika sederhana, sangatlah aneh menerima dan memercayai begitu saja suatu dokumen dari pihak yang berkepentingan. Bias distorsi dan korupsi informasi menjadi sangat mungkin.
Namun, yang paling memprihatinkan adalah tak adanya partisipasi publik. Keputusan KKH PRG, yang disampaikan melalui situs di internet, seolah-olah sudah memenuhi syarat partisipasi (token participation), padahal luput dari perhatian publik.
Tidak aman
Publikasi hasil uji Profesor Seralini yang sudah diterbitkan jurnal Food and Chemical Toxicology 2012, mengingatkan kita semua untuk menaati kembali prinsip kehati-hatian dan partisipasi publik. Penelitian yang berlangsung sepanjang daur hidup mencit tersebut menunjukkan bahwa 50 persen mencit jantan dan 70 persen betina mati lebih cepat dibandingkan kontrol. Seperti disebutkan sebelumnya, 50-80 persen mencit betina menderita tumor payudara, bahkan mencapai tiga tumor per ekor.
Penelitian ini sebenarnya merupakan lanjutan dari hasil kajian Seralini dan kawan-kawan tahun 2009 terhadap laporan Monsanto yang digunakan sebagai rujukan kajian aman pakan dan pangan. Seralini mendapatkan dokumen Monsanto lewat gugatan di pengadilan.
Hasil kajian terhadap dokumen Monsanto menunjukkan, mencit yang selama 90 hari diberi pakan jagung RR berdampak terhadap ginjal dan hati, jantung, kelenjar adrenalin, serta sistem aliran darah. Sebelum dibuka oleh Seralini, data dan fakta ini selalu disembunyikan. Oleh karena itu, apa yang dilakukan KKH PRG dengan merekomendasikan aman pakan pada kedua produk transgenik di atas merupakan pelanggaran serius. Prinsip kehati-hatian yang harus diterapkan dalam pengujian keamanan pakan, pangan, dan lingkungan telah diabaikan.
Saatnya kita berdaulat
Pengalaman pahit dari lolosnya uji keamanan pakan dan pangan jagung transgenik RR dan Bt ini harus menjadi pembelajaran kita semua. Kita tidak boleh lengah dan percaya begitu saja kepada perusahaan pengusul. Sebagai perusahaan, niatnya pasti dilandasi upaya segera mendapatkan untung besar.
Pemerintah Indonesia harus kembali menerapkan prinsip kehati-hatian dan partisipasi publik murni. Ini yang terjemahan operasionalnya adalah pencegahan dan antisipasi.
Pencegahan terdiri dari sistem pengujian dan pengelolaan risiko yang mencakup pemberitahuan terdahulu, prosedur pemberian izin, pelabelan dan kelembagaan yang independen. Sementara antisipasi berupa pengembangan sistem tanggap darurat, penerapan tanggung jawab mutlak dan pembuktian terbalik serta penerapan sanksi administrasi, perdata dan pidana.
Semua ini harus melibatkan masyarakat dalam membangun kedaulatan pangan kita. Saat penataan perangkat tersebut sedang dalam proses, maka kita harus berani mengatakan penghentian sementara proses perizinan dan pelepasan produk transgenik ke lingkungan. Demi masyarakat dan lingkungan kita.
Tejo Wahyu Jatmiko Koordinator Aliansi untuk Desa Sejahtera Fokus di Pangan, Pedesaan, dan ”Biosafety”
sumber : http://health.kompas.com/read/2012/10/02/02215376/Kontroversi.Transgenik
Selengkapnya...
Jumat, 13 Juli 2012
Pesan Farhan Buat Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus
Di tengah kesibukan acara off air maupn on air baik di televisi ataupun di siaran radio atau dimanapun, si om yang satu ini sangat paham betul atas aktifitas sang buah hatinya si putera sulung dari bayi. Presenter kondang Farhan punya pengalaman merawat anak yang mempunyai kebutuhan khusus (autis). Farhan pun tak sungkan menceritakan pengalamannya.
Farhan mengaku memang melihat ada yang berbeda dengan perkembangan putera sulungnya sejak bayi.
Ia pun segera membaca panduan tumbuh kembang anak yang diperoleh dari posyandu dan menemukan adanya proses perkembangan yang kurang sesuai. Tanpa harus berlama-lama, ia segera mengkonsultasikan puteranya ke psikolog.
"Waktu dia berusia 18 bulan sudah kita deteksi dan kita bawa ke psikolog. Cuma yang lucu, yang pertama kali diterapi itu bukan anaknya tetapi orangtuanya. Kita sebagai orangtua mau nggak mau harus terapi dulu selama 6 bulan, sambil anaknya juga diterapi sampai sekarang," kenang Farhan ketika berbincang dengan detikHealth dalam acara Soft Opening Klinik Tumbuh Kembang Anak Ruwivito Harun Evasari (RHE) di Jakarta Pusat, seperti ditulis Jumat (13/7/2012).
Anak pertama Farhan yang bernama Rizky (13 tahun) didagnosis autis ketika berusia 18 bulan pada tahun 1999. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa autisme yang dialami disertai hiperaktifitas.
Mengetahui sang buah hati membutuhkan penanganan khusus, Farhan pun menabung selama 6 tahun untuk dapat membangun rumah yang memiliki fasilitas terapi untuk si buah hati.
Ketika itu, hal pertama yang menyesakkan dada adalah bagaimana ia dan istri sebagai orangtua bisa menerima keadaan bahwa si buah hati memiliki kebutuhan yang sangat berbeda. Akhirnya, ia harus mengubah persepsinya mengenai pengasuhan anak.
Jika kebanyakan orang berpikir anak boleh bermain sepuasnya sampai usia 4 tahun kemudian masuk Playgroup dan SD sampai sudah bisa cukup mandiri, maka pola ini tidak akan ditemui pada penyandang autis.
Farhan juga tidak memungkiri bahwa hasil diagnosis membuatnya membeda-bedakan perlakuan terhadap anak-anak.
"Berdiagnosis itu berbahaya karena bisa membuat orangtua melakukan labelling pada anaknya sendiri. Hadapi semua anak dengan mindset yang sama, tetapi treatmentnya harus berbeda. Perlakuan terhadap anak A, anak B dan anak C memang berbeda, tidak mungkin sama," jelas Farhan.
Pengobatan autis memang tidak bisa dilakukan secara sepotong-potong, melainkan secara holistik, begitu juga yang diterima Rizky. Mulai dari behavior intervention, kognitif, juga sensori integrasi hingga okupasi terapi sudah diberikan.
Gejala autisnya memang saat ini sudah berkurang, namun sampai saat ini si anak masih belum sadar bahaya seperti masih sering menyeberang jalan sembarangan. Menurut Farhan, ada 5 hal penting yang perlu diajarkan kepada anak autis agar dapat mandiri, yaitu kebersihan diri, mengenali makanan sehat, mempelajari norma dan nilai-nilai di masyarakat, bersosialisasi dan terakhir adalah pendidikan kognitif.
"Berpikirlah bahwa anak ini suatu hari harus hidup mandiri, tidak mungkin selamanya ada orang yang mendampingi. Jadi, bekalilah dia dengan kemampuan untuk bertahan hidup," kata Farhan.
Khusus untuk masalah pendidikan kognitif, penyandang autis memang mengalami sedikit kesulitan. Farhan mengakui, putera sulungnya yang kini menginjak kelas 5 SD ini kurang dapat memahami konsep abstrak, misalnya adalah mata pelajaran agama dan IPS. Farhan menuturkan, putera sulungnya lebih mudah mempelajari bahasa Inggris karena lebih terstruktur, sama seperti ketika mempelajari ilmu pengetahuan alam dan matematika.
"Aku melihatnya perlu pendekatan yang berbeda. Kita kasih hafalan dulu, baru diberi pengertian.Berbeda dengan anak yang tidak punya masalah tumbuh kembang kan biasanya diberi pengertian dulu baru bisa hapalan. Anak autis itu pola pikir sistemiknya lebih jalan dibanding pola pikir absratktif maupun empatik," kata Farhan.Sebelum menutup perbincangan, Farhan memberikan tips kepada orangtua yang memiliki anak autis.
1. Orangtua harus segera menyadari adanya kelainan tumbuh kembang pada anak.
2. Cari ahli yang bisa diajak konsultasi yang enak, karena ada beberapa ahli yang judgemental dan membikin sakit hati.
3. Meskipun demikian, jangan kapok. Cari ahli lain yang lebih nyaman diajak konsultasi sebab saat ini profesional di bidang autisme sudah cukup banyak.
4. Pilih metode yang paling pas dan jangan gonta-ganti. Tidak ada metode jangka pendek, semuanya jangka panjang. Yang paling penting adalah konsistensi.
sumber : http://health.detik.com/read/2012/07/13/092814/1964329/1301/pesan-farhan-buat-orangtua-anak-autis?l1101755hl
Selengkapnya...
Jumat, 08 Juni 2012
Untuk 9 Jenis Pangan Ini, Ayo Pilih yang Organik!
Makanan organik dipercaya oleh sebagian orang lebih sehat karena minim paparan pestisida, bahan kimia atau suntikan hormon. Meskipun bahan makanan organik lebih mahal, namun ada beberapa bahan makanan yang sebaiknya tetap dipilih dari jenis organik.
Kira-kira bahan makanan apa saja yang banyak mengandung bahan kimia dan lebih baik memilih dari yang jenis organik?
Berikut 9 makanan yang sebaiknya dipilih dari jenis organik seperti dikutip dari Ivillage, Selasa (20/3/2012) antara lain:
1. Daging sapi
Jika memilih daging yang bersertifikat organik, setidaknya dapat yakin bahwa dapat menghindari sapi yang sering disuntik hormon dan antibiotik.
2. Telur
Telur merupakan bahan makanan yang sering dikonsumsi oleh banyak orang. Karena telur dapat diolah menajdi berbagai menu makanan sehari-hari. Oleh karena itu, maka sebaiknya memilih telur organik untuk dikonsumsi sehari-hari.
3. Beras
Tanaman padi konvensional mengandalkan penggunaan pestisida berat. Air dan tanah di sekitar sawah telah banyak terkontaminasi dengan banyak bahan kimia, seperti pestisida.
Beras juga merupakan makanan pokok sehari-hari, maka dengan memilih beras organik dapat efektif untuk menghindari paparan bahan kimia.
4. Gandum
Residu pestisida ditemukan dalam banyak gandum, yang merupakan bahan utama sereal.
5. Jagung
Makanan olahan yang dibuat dari jagung (jagung chip, tortilla, popcorn, dan roti jagung) adalah salah satu jenis makanan yang banyak menyebabkan anak-anak terpapar residu organofosfat.
6. Tomat
Lebih dari 75 persen dari tomat digunakan untuk makanan olahan, termasuk saus tomat. Maka sangat masuk akal untuk memastikan mendapatkan tomat organik.
Penelitian telah menemukan bahwa, tomat organik mengandung lebih dari 50 persen lebih banyak antioksidan.
7. Selai kacang
Peternakan kacang di Amerika Serikat kebanyakan menggunakan praktik pertanian konvensional, termasuk penggunaan fungisida.
Karena residu fungisida dan pestisida dapat terpapar ketika anak-anak makan selai kacang hampir setiap hari.
Maka masuk akal untuk beralih ke jenis organik. Selai kacang organik juga kurang mungkin mengandung aditif seperti sirup jagung tinggi fruktosa.
8. Apel
Jus apel, saus apel dan apel segar sedapat mungkin harus pilih dari jenis organik. Apel adalah salah satu buah yang dapat mengandung pestisida berat. Maka, sebaiknya pilih apel dari jenis organik.
9. Strawberry
Strawberry adalah buah yang paling banyak terkontaminasi bahan kimia di Amerika Serikat.
Maka sebaiknya ketika akan membeli strawberry, pastikan dari jenis organik.
sumber: detik health
Selengkapnya...
Selasa, 17 April 2012
Sudah Saatnya Pemerintah Akui Penjaminan Alternatif Organik
Mathew John, board IFOAM menyempatkan diri berkunjung ke sekretariat Aliansi Organis Indonesia (AOI) selama kunjungannya ke Indonesia. Tentu saja untuk melihat perkembangan pertanian organik, produk hutan non kayu di Indonesia dan berbagi pengalaman tentang berbagai hal terkait perkembangan pertanian organik di negara lain, termasuk produksi dan pasar organik, juga penjaminan alternatif.
Di kantor Sekretariat AOI, Komplek Budi Agung, Bogor, Jawa Barat, 8 Maret 2012, bersama Koordinator Dewan Perwakilan Anggota (DPA), Dewan Direktur dan staf AOI, Mathew berbagi pengalaman dan informasi untuk peningkatan pengembangan pertanian organik di Indonesia.
Mathew mengatakan bahwa seperti di Indonesia, pengembangan pertanian organik di India sebagai negara asalnya juga tidak mudah. Namun adanya keinginan masyarakat setempat untuk mempertahankan budaya dan produk lokal, maka masyarakat khususnya petani India bertekad mengembangkan pertanian organik. Meski banyak petani India yang tak kenal baca dan tulis, bukanlah halangan untuk mempraktikkan pertanian organik yang berdasarkan budaya lokal masyarakat setempat.
Seperti di Indonesia, pengembangan pertanian organik di India juga diwarnai dengan tuntutan adanya sertifikasi untuk produk-produk organik. Bagi masyarakat setempat, biaya sertifikasi organik juga mahal. Dan karena tidak ingin memberatkan petani skala kecil India, Mathew bersama penggerak pertanian organik yang tergabung di Keystone mengenalkan penjaminan alternatif produk organik (Participatory Guarantee Systems-PGS).
Dengan mengutamakan prinsip kredibel, simple dan inovatif, petani organik India mampu mengembangkan pertanian organik dengan penjaminan alternatif. Agar pemerintah India bisa menerima penjaminan alternatif produk organik petani, Mathew dan Keystone mengembangkan penjaminan alternatif organik ini dengan struktur yang berkualitas.
“Secara terus-menerus para pihak penggerak PGS di India melakukan advokasi agar pemerintah India bisa menerima penjaminan alternatif organik. Selama empat tahun upaya advokasi ini, akhirnya pemerintah India menerima penjaminan alternatif ini,” kata Mathew.
Kementerian Pertanian India mengakui penjaminan alternatif organik selain sertifikasi pihak ketiga. Ini membuat pengembangan pertanian organik India semakin baik. Tak heran bila tahun ini India menjadi “Country of The Year” dalam perhelatan BioFach, 15-18 Februari 2012 kemarin.
Dengan pengalaman pengembangan pertanian organik dan diterimanya penjaminan alternatif organik oleh Pemerintah India, Perancis, Brazil seperti yang Mathew sampaikan, AOI berharap Pemerintah Indonesia bisa menerima dan mengakui penjaminan alternatif organik juga. Sehingga petani skala kecil bisa memasarkan produk organik dengan penjaminan alternatif, seperti halnya produk organik dengan sertifikasi pihak ketiga, terutama di pasar lokal. (ANP/SNY)
sumber: http://pamor-indonesia.org/pamor/beritas.php?id=42
Selengkapnya...
Selasa, 20 Maret 2012
Mau tahu Resep Mengatasi TomCat secara organik?
Pakar serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Haris Sutrsino, mengatakan, "Serangga ini sebenarnya terbang dengan cara yang unik. Terbangnya vertikal."
Tak seperti serangga umumnya yang terbang dalam posisi tubuh horisontal, serangga ini terbang dengan tubuh tegak. Alhasil, kepala serangga ini pun menghadap ke atas saat terbang.
Menurut Hari, cara terbang serangga yang termasuk dalam ordo Coleoptera ini bisa jadi merupakan akibat dari karakteristik sayap yang dimiliki.
"Biasanya sayap serangga menutupi seluruh bagian tubuh. Tapi sayap serangga ini tidak. Mungkin karena sayap tersebut cara terbang serangga ini berbeda," papar Hari.
Hari mengatakan, kumbang Paederus sebenarnya merupakan serangga yang menguntungkan bagi petani. Paederus adalah predator bagi hama seperti wereng.
Jika serangga ini sampai menyerang manusia, seperti yang terjadi di Surabaya, maka sebenarnya serangga hanya bermaksud melindungi diri. Kemungkinan ada aktivitas manusia yang mengganggu.
Di kawasan perkotaan, serangga jenis ini bisa hidup di kawasan taman kota. Biasanya, serangga ini memakan telur serangga pemakan daun yang terdapat di habitatnya.
Komposisi bahan yang perlu disediakan adalah, campuran 1 kilogram daun mimba, 1 kilogram lengkuas dan 1 kilogram serai. Bahan-bahan itu kemudian digiling dan dimasukkan ke dalam 5 liter air, setelah itu dibiarkan selama 2 hari. Cairan itu bisa digunakan untuk menyemprot tomcat. ''Pestisida ini berasal dari bahan organik dan tidak akan merusak habitat lain,'' katanya.
Pada masyarakat yang terkena serangan serangga ini, Hari mengimbau agar tak panik. Cukup mencuci dengan air sabun dan melakukan pengobatan, misalnya dengan salep Acyclovir 5 persen.
Selain itu, warga bisa mencegah kehadiran si Tomcat dengan menutup jendela saat hari mulai gelap sebelum mematikan lampu.
di olah dari sumber: http//www.kompas.com
Selengkapnya...
Jumat, 20 Januari 2012
Pengendali Hayati atau Bio Pestisida Alami
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
Kelompok tumbuhan insektisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan, bengkuang, bitung, jaringau, saga, serai, sirsak, srikaya.
Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat, adalah tumbuhan yang menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: daun wangi dan selasih.
Kelompok tumbuhan rodentisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran (efek aborsi atau kontrasepsi) dan penekan populasi, yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid, sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Dua jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah jenis gadung KB dan gadung racun.
Kelompok tumbuhan moluskisida, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya: daun sembung, akar tuba, patah tulang dan tefrosia (kacang babi).
Kelompok tumbuhan pestisida serba guna, adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis saja, misalnya insektisida saja, tetapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, nematisida dan lainnya. Contoh tumbuhan dari keompok ini adalah: jambu mete, lada, mimba, mindi, tembakau dan cengkih.
Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :
merusak perkembangan telur, larva dan pupa
menghambat pergantian kulit
mengganggu komunikasi serangga
menyebabkan serangga menolak makan
menghambat reproduksi serangga betina
mengurangi nafsu makan
memblokir kemampuan makan serangga
mengusir serangga
menghambat perkembangan patogen penyakit.
Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah :
murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani
relatif aman terhadap lingkungan
tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain
menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
Sementara, kelemahannya adalah :
(1) daya kerjanya relatif lambat;
(2) tidak membunuh jasad sasaran secara langsung;
(3) tidak tahan terhadap sinar matahari;
(4) kurang praktis;
(5) tidak tahan disimpan
(6) kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang.
Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman. Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.
RESEP BIO PESTISIDA NABATI
Tanaman Aromatik/atraktan disebabkan mengandung methyl euganol untuk penjebak Lalat buah/serangga :
Selasih (Ocimum.sp) dan Melaleuca Bracteata
Pestisida dari ikan mujair dapat mengatasi hama tanaman terong dan pare. Cara membuat pestisida organik dari ikan mujair : 1 kg ikan mujair dari empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan selama 3 hari. Kemudian direbus dengan dua liter air selama dua jam dan disaring. Dapat digunakan secara langsung atau ditambahkan tembakau dahulu.
Pestisida organik lainnya dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring. Untuk cabe saat penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai manusia.
Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong dan pare. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di dalam tanah
Menanggulangi penyakit keriting pada cabai, Bahan: brotowali satu kilogram (atau daun-daunan yang pahit), kapur 10 sendok makan, kunyit satu kilogram.Cara membuat: Ketiga bahan ditumbuk dan diambil airnya lalu dicampur dengan air 30-50 liter. Bahan ini siap digunakan untuk mengendalikan penyakit keriting pada cabai.
Mencegah semut pada persemaian, Bahan: kunir satu ons, laos satu onsCara pembuatan: kunir dan laos dihaluskan kemudian ditambah air secukupnya lalu disaring.Cara pemakaian: larutan hasil saringan dimasukkan dalam penyemprot yang sudah berisi air (10 liter), semprotkan di lahan sehari sebelum digunakan untuk menyemai tanaman dan diulang tiga hari sesudah tanaman disemai.
Pengendalian ulat pada tanaman padi, Bahan: tanaman sere (seluruh bagian dan air).Cara pembuatan: tanaman sere (250 gram) ditumbuk sampai halus. Tambahkan air secukupnya (empat gelas). Saringlah agar diperoleh cairan sere.Cara pemakaian: larutan dicampur dengan 13 liter air. Semprotkan pada tanaman padi yang terserang ulat (hama putih, penggulung daun, penggerek batang). Untuk penggerek batang satu minggu setelah dijumpai adanya telur.
Mengendalikan ulat pada tanaman tomat, cabai, melon dan semangka, Bahan: puntung rokok satu ons dan air tujuh liter.Cara pembuatan: masukkan puntung rokok dalam air. Biarkan selama 4–7 hari. Saringlah agar diperoleh air larutan yang bersih. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari.
Pengendalian ulat grayak dan wereng, Bahan: 250 gram daun sirsak segar, air ½ liter.Cara pembuatan: daun sirsat yang masih segar ditumbuk halus ditambah dengan air kemudian disaring.Pemakaian: campurlah saringan air sirsat segar tersebut dengan air 14 liter dan semprotkan pada tanaman yang terserang hama.
Penyakit keriting pada cabai, Bahan: abu dapur dua kilogram, tembakau ¼ kg, belerang tiga ons.Cara pembuatan: ketiga bahan direndam dalam air selama 3–5 hari. Saring air rendaman tersebut dan semprotkan pada tanaman yang terkena penyakit keriting.Cara yang lain, bisa juga dengan menaburkan secara langsung abu dapur pada tanaman yang terserang penyakit keriting.
Mengendalikan hama wereng, Bahan: kecubung dua butir, jenu satu kilogram.Cara pembuatan: kedua bahan direbus dengan air sampai mendidih. Saringlah air tersebut. Cara penggunaan: setiap satu liter air rebusan dicampur dengan 16 liter air. Semprotkan pada tanaman yang terserang hama wereng.
Mengendalikan ulat grayak, ulat lain dan serangga, Bahan: segenggam daun gamal (satu kilogram), lima liter air, 250 mg tembakau rokok (sudah dirokok).Cara membuat: segenggam pucuk daun gamal ditumbuk halus. Campurlah dengan air kemudian rebuslah. Dinginkan kemudian tambahkan tembakau dan aduklah hingga air berubah menjadi agak kehitaman/kemerahan.Cara penggunaan: setiap 250 cc air larutan dicampur dengan air 10 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman.
Hama walangsangit, Bahan: brotowali satu kilogram dan kecubung dua butir.Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan air satu liter. Air rebusan kemudian disaring. Campuran larutan tersebut dengan air 16 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama walangsangit yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari.
Untuk Mengendalikan Hama Secara Umum, Bahan :Daun nimba 8 kg, lengkuas 6 kg, serai 6 kg, deterjen 20 gram, air 20 liter.Cara Pembuatan Daun nimba, lengkuas, dan serai ditumbuk. Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 liter air, lalu direndam selama 24 jam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan ditambah diterjen dan diencerkan dengan 60 liter air, bisa digunakan untuk luas 1 ha. Semprotkan pada tanaman.
Untuk Mengendalikan Hama pada Bawang Merah, Bahan :Daun nimba 1 kg, umbi gadung racun 2 buah, deterjen sedikit berfungsi sebagai pelekat daun, air 20 liter.Cara Pembuatan :Daun nimba dan umbi gadung ditumbuk halus. Selanjutnya seluruh bahan diaduk merata dlam 20 liter air, dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus dan tambahkan diterjen. Semprotkan pada tanaman bawang merah
Ramuan untuk mengendalikan Trips pada cabe, Bahan :Daun sirsak 50-100 lembar, deterjen atau sabun colek 16 gram dan air 5 liter Cara Pembuatan Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Setiap 1 liter hasil saringan diencerkan dengan 10-15 liter air. Larutan siap disemprotkan ke seluruh tanaman cabe.
Ramuan untuk mengendalikan Trips, Aphid, dan kutu daun, Bahan:Daun pamor-pamor 2, 5 kg dan air 7,5 liter .Cara Pembuatan
Daun pamor-pamor ditumbuk (blender) sampai halus, kemudian tambahkan air (konsentrasi 25 %) dan permentasikan selama 1 hari. Kemudian saring ekstraknya dan tambahkan diterjen sebanyak 5 gram. Semprotkan pada tanaman.
Ramuan untuk mengendalikan penyakit Antraknose, BahanRimpang lengkuas 1 kg dan air 2 liter .Cara Pembuatan
Iris rimpang lengkuas, tempatkan pada niru dan jemur sampai kering. Kemudian cincang rimpang lengkuas sampai kecil-kecil. Selanjutnya masukkan 2 l air ke dalam panci suling, panaskan dengan nyala api yang kecil dengan kompor gas/kompor minyak, lalu masukkan rimpang lengkuas tadi ke dalam panci penguapan. Air hasil sulingan ditampung pada beaker glass. Semprotkan air sulingan tersebut dengan kosentrasi 15 % pada tanaman yang terserang Antraknose secara merata. Waktu aplikasi sebaiknya pada sore hari
Pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung efektif untuk mengendalikan ulat dan Hama pengisap, Bahan: Daun mimba,Umbi gadung,Detergen,Air Alat: Timbangan Alat penumbuk Tempat pencampuran Pengaduk Saringan.Cara Pembuatan: Cara pembuatan pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung adalah sebagai berikut.
1.Tumbuk halus 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, tambah dengan 20 liter air + 10 g detergen, aduk sampai rata
2.Diamkan rendaman tersebut selama semalam.
3.Saring larutan hasil rendaman dengan kain halus.
4.Semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman.
- Bacillus thuringiensis, mengendalikan P. xylostella dan C. binotalis pada kubis
- Ramuan Nimba (Azadirachta indica) Lengkuas (Zingiber aromaticum), dan Serai (Andropogon nardus), mengendali-kan belalang, Kutu daun, Trips dan Aphid.
- Daun Sirsak, mengendaliak Trips pada cabe.
- Daun/sulingan minyak Selasih (Ocimum sanctum) mengen-dalikan lalat buah.
- Sulingan minyak lengkuas, mengendalikan lalat buah dan penyakit Antraknose pada cabe.
- Daun Pamor-pamor/Ki tolod (Laurentia longiflora), mengendalikan Aphid, dan Kutu daun
Untuk Mengendalikan Hama secara Umum. Bahan: Daun Mimba : 8 kg, Lengkuas : 6 kg, Serai : 6 kg, Diterjen/Sabun Colek : 20 gr, Air : 80 liter.
Cara Membuat : Daun mimba, lengkuas dan semi ditumbuk halus dicampur dengan diterjen/sabun colek lalu tambahkan 20 liter air diaduk sampai merata. Direndam selama 24 jam
kemudian saring dengan kain halus. Larutan akhir encerkan dengan 60 liter air. Larutan tersebut disemprotkan pads tanaman untuk luasan 1 hektar.
Untuk Mengendalikan Hama Trips pada Cabai, Bahan: Daun Sirsak 50 - 100 lembar, Deterjen/Sabun Colek 15 gr, Air 5 liter.
Cara Membuat : Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air.Direndam selama 24 jam, saying dengan kain halus.Setiap liter Iarutan dapat diencerkan dengan 10 - 15liter air.Aplikasi dengan menyemprotkan larutan tersebut pada seluruh bagian tanaman yang ada hamanya.
Ramuan untuk Mengendalikan Hama Belalang dan Ulat. Bahan : Daun Sirsak 50 lembar,Daun Tembakau satu genggam, Deterjen/Sabun Colek 20 gr. Air 20 liter.
Cara membuat :Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus. Tambahkan deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam. Disaring dengan kain halus dan diencerkan dengan 50 -60 liter air, aplikasi dengan cara disemprotkan.
Ramuan untuk Mengendalikan" Hama Wereng Coklat, Penggerek Batang dan Mematoda. Bahan: -Biji Mimba 50 gr, Alkohol 10 cc, Air 1 liter. Cara membuat : Biji mimba ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc alkohol, encerkan dengan 1 liter air, endapkan selama 24 jam, wring dan dapat disemprotkan pada tanaman/serangga hama.
Ramuan untuk Mengendalikan Hama Tanaman Bawang Merah. Bahan :Daun Mimba 1 kg, Umbi Gadung Racun 2 buah, Deterjen/Sabun Colek sedikit,Air 20 liter. Cara membuat :Daun mimba dan umbi gadung ditumbuk halus, ditambah deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam, saring dan dapat disemprotkan pada tanaman. Bahan : Limbah daun tembakau 200 kg.
Cara membuat :Dihancurkan/ ditumbuk dihaluskan, cara aplikasi tumbuhan dan tembakau ditaburkan bersama pemupukan untuk 1 hektar. Limbah dan tembakau itu baik untuk mengendalikan penyakit karena jamur, bakteri dan mematoda.
Ramuan untuk Mengendalikan Tikus. Bahan : Umbi Gadung Racun 1 kg, Dedak padi. 10 kg, Tepung ikan 1 ons, Kemiri sedikit,Air sedikit. Cara membuat: Umbi dikupas, dihaluskan, semua bahan dicampurkan tambah air dibuat pelet. Sebarkan pelet dipematang sawah tempat tikus bersarang. Mimba (Azadiracta indica) Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian ditumbuk. Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai rata. Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring. Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya
harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring. Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama tanaman.
TANAMAN NABATI
Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.
Tuba, Jenu (Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.
Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.
Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.
Bunga Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.
Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.
Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.
Mint (Menta spp)
Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.
Kembang Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.
Cabai Merah (Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.
Sedudu
Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Kemanggi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.
Dringgo (Acarus calamus)
Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.
Tembelekan (Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.
Rumput Mala (Artimista vulgaris)
Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.
Tomat (Lycopersicum eskulentum)
Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.
Gamal (Gliricidia sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.
Bunga Mentega (Nerium indicum)
Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut.
BERIKUT BEBERAPA HAMA DAN PENGENDALI ALAMINYA
Kutu Putih pada daun atau batang. Dapat digunakan siung bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama.
Tikus. Buah jengkol dapat ditebarkan di sekitar tanaman atau di depan lubang sarang tikus. Atau dengan merendam irisan jengkol pada air selama 2 hari. Lalu semprotkan pada tanaman padi yang belum berisi akan menekan serangan walang sangit.
Berbagai serangga. Air rebusan cabai rawit yang telah dingin dan dicampur dengan air lagi serta disemprotkan ke tanaman akan mengusir berbagai jenis serangga perusak tanaman.
Aphids. Air rebusan dari campuran tembakau dan teh dapat mengendalikan aphid pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan. Air hasil rebusan di campurkan kembali dengan air sehingga lebih encer.
Berbagai serangga. Air rebusan daun kemangi atau daun pepaya yang kering ataupun yang masih segar, dapat disemprotkan ke tanaman untuk mengendalikan berbagai jenis serangga.
Nematoda akar. Dengan menggunakan bunga kenikir (Bunga Tahi Kotok) yang direndamkan oleh air panas mendidih. Biarkan semalam lalu saring. Hasil saringan tersebut disiramkan ke media tanaman. Penting diperhatikan media yang digunakan mudah dilalui oleh air.
Mengendalikan serangga, nematoda dan jamur. Dengan membuat air hasil rendaman tumbukan biji nimba dengan air selama tiga hari. Lalu siram pada tanaman, umumnya efektif pada tanaman sayuran.
Bagaimanakah cara mengatasi serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura?
Tanaman Kecubung ternyata memiliki kegunaan yang dapat membantu serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura. Bagian buah dan daun pada tanaman kecubung ternyata mengandung racun syaraf yang sangat kuat. Cara menyiapkannya sangat sederhana, bagian buah, daun dan batang kecubung dilarutkan dalam air, lalu hasil saringannya disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan hama (Sumber: Suharto Budiyono, Bidang Bina PTPH DIY. Yogyakarta).
Adakah cara alami pembuatan dekomposer untuk mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik?
Siapa sangka air kumur yang dicampur dengan kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak akan sangat membantu guna mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik. KH. Fuad Affandi, pimpinan Pondok Pesantren Al Ittilaq, kecamatan Ranca Bali, kabupaten Bandung, campuran air kumur santri, kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak ia jadikan mikrofermentasi alami yang dicampur pada kotoran sapi dan domba.
Benarkah kulit pisang sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan Fosfor, Magnesium, Sulfur dan Sodium pada tanaman?
Cara praktis untuk membuktikannya adalah potong kulit pisang dan potongannya dipendam disekitar tanaman hias. Sedangkan untuk tanaman padi, 10 kg kulit pisang diblender sampai cair dengan perbandingan 10 liter air kemudian dibiarkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 10 liter air sebelum disemprotkan ke tanaman
Cara alami apa yang efektif untuk mengatasi serangan hama pada tanaman Cabai?
Daun sirsak atau disebut juga tanaman nangka Belanda dapat dipergunakan untuk mengatasi Hama Thrips pada tanaman Cabai. Blender 50 – 100 lembar daun sirsak yang dicampur dengan 5 liter air dan didiamkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 17 liter
air sebelum disemprotkan ke tanaman (Sumber: Petani Desa).
Seperti apa pola tumpang sari yang tepat dalam budidaya sayuran organik untuk mencegah wabah serangan hama dan penyakit?
Adalah Agus Margono, petani sayuran organik di kawasan bukit Gambungpangkalan kawasan Bandung Selatan. Tanaman Tomat ditanam dekat tanaman Bawang Daun. Aroma Bawang Daun akan mencegah serangan lalat buah.
Bagaimanakah cara mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api yang menyerang tanaman Teh dengan aplikasi pestisida nabati?
Sekelompok petani teh di kecamatan Cikalong Wetan, kabupaten Bandung, memanfaatkan daun tanaman Surian, Ki Pahit, dan biji Mandalika untuk mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api. Menurut Bp. Undang DS selaku ketua kelompok tani, ragam dedaunan itu ditumbuk dan dicampur dengan air yang berkomposisi 1:10 untuk selanjutnya didiamkan selama 1 hari. Semprotkan pada daun tanaman
yang terkena ulat maka dalam waktu 1 minggu akan terlihat hasilnya secara nyata.
Adakah ramuan nabati yang dapat membantu perangsangan buah dan batang pada tanaman?
Bp. Mashur, petani dari Kelompok Tani Berkah di dusun Tanjung Anom, desa Tandem Hilir II kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deli Serdang, ramuan daun mekar sore, vitamin B complex, madu, telur ayam kampung, air saringan tomat dan campuran kotoran ternak sapi yang masih baru, telah membantu meningkatkan produktivitas pertanian lahan yang ia miliki.
Cara apa yang dapat mengatasi serangan hama walangsangit dan kepiding?
Campuran minyak kelapa, air dan tembakau dapat mengatasi serangan hama yang dimaksud.
PENGENDALIAN HAMA BELALANG
Belalang Kembara merupakan hama penting di Indonesia tercatat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat pernah terjadi ledakan Populasi hama tersebut. Hama ini merupakan salah satu faktor penghambat dalam program peningkatan produksi tanaman. Kerusakan dan kerugian yang ditimbulakan olah hama belalang kembara sangat bervariasi diikuti dengan peningkatan populasi yang tinggi. Belalang ini mempunyai sifat cenderung untuk membentuk kelompok yang besar dan suka berpindah-pindah (berimigrasi), sehingga dalam waktu yang singkat dapat menyebar pada areal yang luas. Kelompok yang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilewatinya selama dalam perjalanan.
Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya diwaktu hinggap pada sore hari sampai malam dan pada pagi hari sebelum terbang. Kelompok Nimfa yang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilokasi selama dalam perjalanan. Belalang ini cenderung memilih makanan yang lebih disukainya, terutama spesies tumbuhan dari Famili Graminae. Dalam keadaan eksplosi juga diserang daun-daun kelapa dan tanaman dari golongan Palma lainnya. Musuh-musuh alami belalang kembara yaitu berupa penyakit parasit dan predator. Penyakit yang menyerang belalang kembara antara lain penyakit bakteri, penyakit cendawan antara lain yaitu, parasit ini dari jenis Nematoda, dan predator dari bangsa burung dan semut. Dalam keadaan populasi belalang tinggi nampaknya peranan musuh alami ini relatif rendah.
Cara-cara pengendalian yang dapat diterapkan antara lain :
Kultur Teknis: Dengan mengatur pola tanam dan menanam tanaman alternatif yang tidak disukai oleh belalang seperti tanaman kacang tanah dan ubi kayu, melakukan pengolahan tanah pada lahan yang diteluri sehingga telur tertimbun dan yang terlihat diambil.
Gropyokan/Mekanik/Fisik: Kelompok tani secara aktif mencari kelompok belalang di lapangan, dengan menggunakan kayu, ranting, sapu dan jaring perangkap.
Kimiawi: Pengendalian yang dapat dilakukan pada Stadium Nimfa kecil karena belum merusak. Pengendalain terhadap imago dilaksanakan pada malam hari, mulai dari belalang hinggap senja hari sampai sebelum terbang waktu pagi hari. Pengendalian sebaiknya secara langsung terhadap individu/kelompok yang ditemui di lahan.
Biologis: Dengan menggunakan cendawan, dengan cara penyebaran pada tempat-tempat bertelur belalang kembara atau dengan penyemprotan dengan terlebih dahulu membuat suspensi (larutan cendawan).
Pengendaliandengan Ekstrak Tuba (Deris. Sp): Ekstrak Nimba (azadiracht indica) dilakukan penyemproptan pada tanaman untuk meninggalkan “Efek Residu” pestisida pada Tanaman.
Pestisida nabati (Ekstrak Tuba dan Nimba) merupakan salah satu komponen yang memiliki prospek yang baik untuk digunakan dalam pengendalian belalang kembara dan juga OPT lainnya, khususnya tumbuhan tuba yang tersedia dilingkungan petani. Ekstrak bisa dibuat secara sederhana dan langsung di aplikasikan oleh petani sehingga bisa dianggap murah.
PENGENDALIAN BELALANG KEMBARA DENGAN EKSTRAK TUBA (Deris. Sp) dan EKSTRAK NIMBA (Azadiracht indica )
Mengingat adanya berbagai kekurangan dari pestisida yang ada sampai sekarang ini. Para ahli menganggap perlu diciptakan pestisida baru yang ideal, efektif mengendalian serangga, aman terhadap lingkungan dan harga terjangkau oleh pengguna. Banyak informasi hasil penelitian tentang jenis tumbuhan yang mengandung senyawa aktif dan berpotensi sebagai insektisida diantaranya adalah tuba (Deris. Sp) yang mengandung bahan aktif Rotenon dan Nimba (Azadiracht indica) mengandung bahan aktif Azadirachtin. Dapat mempengaruhi perilaku belalang dan barbagai serangga lainnya, berfungsi sebagai penghambat nafsu makan/antifedant, repallent, attractan, menghambat perkembangan serangga, menurunkan keperidian hingga berpengaruh langsung sebagai racun.
Penggunaan pestisida nabati tidak persistem/mudah terurai di alam sehingga penggunaannya aman bagi lingkungan.
PEMBUATAN EKSTRAK
Untuk mengolah bahan-bahan akar tuba dan daun nimba menjadi pestisida dapat dimulai dari teknologi sederhana yaitu penghancuran akar/daun. Pelarut air bersih, perendaman dalam wadah (jirigen). Proses ekstraksi/persenyawa bahan aktif dengan air. Proses penyaringan aplikasi pada hama sasaran. Untuk pengendalian hama belalang diperlukan dosis/takaran 1 kilogram akar tuba/daun nimba dan 20 liter air besih.
PROSES PEMBUATAN EKSTRAK
Mengumpulkan bahan baku akar tuba dan daun nimba.
Akar tuba/daun nimba dicuci dengan air sampai bersih.
Untuk akar tuba dipotong dengan ukuran kecil lebih dulu kemudian baru ditumbuk dengan menggunakan lesung.
Daun nimba langsung dihaluskan dilesung atau dapat juga diblender sampai menjadi potongan kecil.
Satu kilogram akar tuba atau daun nimba yang telah dihaluskan dimasukan kedalam jirigen isi 20 liter, kemudian ditambah air bersih.
Proses perendaman minimal 3 hari setelah itu baru dapat dipakai untuk aplikasi.
Pada saat pengendalian larutan disaring terlebih dahulu dan ditambahkan bahan perekat (Cytowett/detergen).
BAHAN BAKU
(AKAR TUBA/DAUN NIMBA)
|
PENCUCIAN
|
PENGIRISAN/PENGHALUSAN
|
PERENDAMAN
|
PENYARINGAN DAN PEMBERIAN
LARUTAN PEREKAT
|
APLIKASI/PENYEMPROTAN
Dalam jangka panjang untuk menghindari serangan hama belalang ekstrak tuba dan nimba dapat diolah dalam jumlah yang cukup oleh petani dan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga sewaktu-waktu ada serangan belalang pestisida nabati tinggal disaring dan disemprotkan pada tanaman. Selama aspek teknis diperlukan langkah-langkah terpadu dalam pengedalian hama belalang kembara, antara lain sebagai berikut :
Pemantauan populasi dan keadaan penyebaran belalang hendakan mendapat perhatian yang seksama baik oleh petugas (PHP, PPL, Aparat pemandu dan lain-lain). Informasi umum mengenai perkembangannya menjadi masukkan untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan.
Menjaga kelestarian pemangsa belalang yang ada di alam antara lain burung dan lain-lain.
Penyuluhan secara terpadu melalui berbagai instansi yang terkait untuk menghindari pembakaran hutan, terutama disekitar areal pertanian/perkebunan yang akhirnya menjadi lahan terbuka akhirnya tidak tertangani dan tubuh belukar sehingga menjadi tempat berkembangbiaknya belalang.
Disusun oleh :
Ki Pelem
Ki Pedo
Ki Jantara
sumber: http://organikhijau.com/pengendali.php
Selengkapnya...
Kamis, 12 Januari 2012
Nasi Merah dan Cara Memasaknya......
Udah pernah coba nasi merah belom?
bbeeeuuhhhhhhhhh......... mantabb kalau ditambah lauk ikan asin jambal plus sambal merah yang super hot jelotot pedesnya........ huaahhh huaahhh, jangan lupa tahu tempe plus lalapan daun kemangi atau daun pok-pokhan (yang rasanya agak mint-mint gimana gitu)
Ini nasi asalnya tuh dari beras merah, kalau soal khasiat nih beras merah liat di postingan sebelumnya. Yang pasti mempunyai kandungan vitamin B1, B6, dan B12 yang tinggi
berikut cara memasak beras merah yang baik dan benar (kalau boleh ngutip dari situs Anneahira):
1. Karena kandungan serat yang tinggi dalam beras merah menyebabkan memasak beras merah membutuhkan waktu yang lebih lama dan air yang lebih banyak dari beras biasa. Kalau masaknya hanya sebentar dan airnya kurang, biasanya kurang tanak/matang dan keras.
2. Sebaiknya cara memasak beras merah tidak menggunakan alat masak listrik atau rice cooker karena nasi dari beras merah ini akan kurang matang dan masih keras. Sebaiknya memasak beras merah ini seperti cara tradisional yaitu di tanak dulu (direbus) dan kemudian dikukus dalam dandang sampai matang.
3. Setelah beras merah dicuci bersih, rendam beras merah dengan air kira-kira setengah jam untuk membantu melunakkannya. Cara ini bisa dilakukan jika ingin nasinya lebih cepat matang, tapi jika tidak dilakukan perendaman juga tidak masalah.
4. Beras merah dimasak dengan air (ditanak). Ukuran air yang diberikan lebih banyak dari ukuran menanak nasi seperti biasanya, tapi jangan terlalu banyak ya, bisa-bisa malah lembek seperti bubur.
5. Setelah nasi yang yang ditanak tadi setengah matang, tandanya nih air yang direbus bersama beras merah tadi sudah sat/habis, kemudian dipindahkan ke kukusan atau dandang. Kalau ingin lebih cepat matang, panaskan air lebih dahulu dalam dandang, lalu masukkan tanakan beras merah tadi (dikukus).
Nah kalau mau coba eksperimen di modifikasi jadi nasi merah goreng, waahhh bisa jadi varian menu sehat yang baru dan so pasti hhmmmmmmmm sedapnye...... betul betul betul
Atau kalau di coba jadi nasi merah uduk gimana??.........wwiiiihhh raos pisan nih jadinya, legit menggigit
Selengkapnya...